REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, meminta pengacara kondang Hotman Paris serta pemilik dana besar di deposito perbankan untuk bersabar. Ia menegaskan, dampak penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank BUMN akan segera dirasakan ekonomi.

“Karena uang banyak, bisa banyak, lebih banyak orderan, dan berani bayar lebih tinggi. Jadi, Pak Hotman agak sabar aja dikit,” kata Purbaya dalam taklimat media di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Ia mengakui, kebijakan itu membuat bunga deposito turun. Namun, di sisi lain, bunga kredit ikut melandai sehingga mendorong perusahaan lebih berani meminjam untuk memperluas usaha. Pada saat yang sama, bunga simpanan yang menurun diharapkan membuat masyarakat lebih terdorong membelanjakan uangnya.

“Kan sudah saya bilang, itu yang saya mau. Sebagian rugi, sebagian untung. Kalau yang minjem kan untung, bunganya pelan-pelan pasti bunga pinjaman turun. Kalau yang punya uang ya agak rugi, bunga depositonya turun. Tapi akibatnya kalau Anda punya uang lebih, bunganya turun kan. Anda nggak ragu untuk belanja kan?” ujarnya.

Purbaya menegaskan, tujuan utama pemerintah adalah memacu pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, sekalipun pemilik deposito sempat merasa dirugikan dalam jangka pendek, dalam jangka panjang mereka tetap akan diuntungkan karena roda bisnis semakin berputar.

“Mungkin jangka pendek, dia akan rugi, yang punya uang itu ya. Kalau jangka agak panjangan dikit aja, uang itu akan muter. Orang-orang itu kan punya perusahaan pasti, order naik, income naik. Jangka panjang sedikit, mereka pasti untung termasuk Hotman Paris. Nanti akan banyak order dia kan,” tutur Purbaya.

Sebelumnya, Purbaya Yudhi mengumumkan detail pengalihan dana senilai Rp200 triliun untuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yang disalurkan ke lima bank, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.

Dari kelima bank itu, Bank Mandiri, BNI, dan BRI mendapatkan porsi terbesar, masing-masing Rp55 triliun. Kemudian, BTN mendapat injeksi Rp25 triliun dan BSI Rp10 triliun.

Ikuti Whatsapp Channel Republika