REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi langkah pemerintah menyalurkan dana negara ke perbankan. Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat (12/9/2025) sore menguat 87 poin atau 0,53 persen menjadi Rp 16.375 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.462 per dolar AS.
"Sentimen positif datang dari langkah pemerintah menyalurkan dana negara ke perbankan, dengan tujuan memperkuat likuiditas dan mendorong ekspansi kredit," ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan pemerintah menyalurkan dana sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke enam bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mulai hari ini. Meski tidak merinci seluruh nama bank penerima, ia menyebut dua di antaranya merupakan bank syariah, salah satunya Bank Syariah Indonesia (BSI). Saat ini, bank yang tergabung dalam Himbara yakni Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI, dan Bank Syariah Nasional (BSN) yang merupakan spin-off BTN Syariah.
Pembagian dana tersebut nantinya tidak dilakukan secara merata dan akan dicairkan segera pascapenandatanganan yang dilaksanakan malam ini. Purbaya menegaskan, dana tersebut tidak boleh dipakai untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dengan tambahan likuiditas itu, lanjut Menkeu, bank bakal terdorong menyalurkan kredit agar tidak menanggung kerugian akibat biaya dana yang mengendap.
Selain itu, langkah ini dinilai menjadi strategi pemerintah mempercepat perputaran ekonomi di tengah kondisi likuiditas sistem keuangan yang relatif ketat. Dana Rp 200 triliun tersebut akan diambil dari simpanan pemerintah di BI yang saat ini mencapai Rp 440 triliun.
"Kebijakan ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa pemerintah serius menjaga stabilitas pasar keuangan di tengah kondisi global yang tidak pasti. Pasar juga menilai bahwa tambahan likuiditas tersebut, jika efektif terserap, dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia," ungkap Taufan.
Kendati begitu, lanjut Taufan, dinamika politik pascaperubahan Menkeu masih menjadi perhatian pasar. Karena itu, konsistensi komunikasi dan koordinasi pemerintah serta BI menjadi kunci untuk menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek.
Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp 16.391 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.468 per dolar AS.