Rabu 06 Aug 2025 08:45 WIB

Mensesneg: Pertumbuhan Ekonomi Didukung Stimulus dan Ekosistem Usaha

Pemerintah sebut pertumbuhan 5,12 persen sebagai hasil sinergi kebijakan ekonomi.

Pengunjung berbelanja di acara Garage Sale Jakarta di Pos Bloc, Jakarta, Ahad (3/8/2025). Acara tersebut menjual beragam produk fesyen preloved atau bekas layak pakai seperti baju, celana, jaket, sepatu hingga akseseori seperti gelang, cincin hingga jam tangan dengan harga terjangkau mulai dari Rp50 ribu hingga jutaan. Sebanyak 65 stan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada akhir pekan, sejumlah pengunjung memadati area gelaran Garage Sale untuk berburu pakaian vintage hingga sneaker. Acara tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sarana transkasi jual beli, namun menjadi ruang interaksi sekaligus wadah bagi para pelaku gaya hidup berkelanjutan guna mendukung pengurangan limbah tekstil dan konsumsi berlebih.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung berbelanja di acara Garage Sale Jakarta di Pos Bloc, Jakarta, Ahad (3/8/2025). Acara tersebut menjual beragam produk fesyen preloved atau bekas layak pakai seperti baju, celana, jaket, sepatu hingga akseseori seperti gelang, cincin hingga jam tangan dengan harga terjangkau mulai dari Rp50 ribu hingga jutaan. Sebanyak 65 stan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada akhir pekan, sejumlah pengunjung memadati area gelaran Garage Sale untuk berburu pakaian vintage hingga sneaker. Acara tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sarana transkasi jual beli, namun menjadi ruang interaksi sekaligus wadah bagi para pelaku gaya hidup berkelanjutan guna mendukung pengurangan limbah tekstil dan konsumsi berlebih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi yang juga Juru Bicara Presiden RI mengemukakan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,2 persen pada kuartal II tahun 2025 merupakan hasil salah satunya dari paket stimulus yang dikeluarkan pemerintah. BPS menyampaikan konsumsi rumah tangga berkontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 54,25 persen. 

"Kalau menurut pendapat kami, tentu semua faktor berpengaruh di situ karena pertumbuhan ekonomi itu kan terdiri dari beberapa komponen. Di situ ada belanja rumah tangga, kemudian di situ ada belanja pemerintah, di situ ada komponen investasi," kata Prasetyo menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Selasa (5/8), sebagaimana dikutip dari rekaman wawancara yang diterima, Rabu (6/8/2025).

Baca Juga

Prasetyo menambahkan tidak hanya satu, dua komponen, bahwa komponen itu adalah hasil dari program-program atau kemudian kalau dari sisi pemerintah itu adalah hasil stimulus-stimulus yang disiapkan pemerintah, ya memang demikian. "Kerjanya, sistemnya begitu," ujarnya.

Mensesneg tidak dapat menjelaskan secara teknis mengenai pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 yang lebih tinggi daripada kuartal I tahun 2025 sebesar 4,87 persen dan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (kuartal II tahun 2024) sebesar 5,05 persen.

"Kalau secara teknis, perhitungan ya tentunya ada di BPS. Kalau kita sebagai pemerintah kan tugasnya adalah tadi menciptakan ekosistem yang memungkinkan semua komponen-komponen tadi itu bertumbuh, tetapi bahwa cara menghitungnya seperti apa, kan itu menjadi domainnya BPS," sambung Prasetyo.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp5.947 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 tercatat 5,12 persen secara tahunan dibanding kuartal II tahun 2024. Angka pertumbuhan secara kuartalan 4,04 persen dibanding kuartal sebelumnya," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (5/8).

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 secara tahunan dari sisi lapangan usaha menunjukkan seluruh lapangan usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang berkontribusi terbesar terhadap PDB adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan pertambangan dengan total 63,59 persen dari PDB.

Dari sisi pengeluaran, pada kuartal II tahun 2025, secara tahunan seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen pada kuartal II dan pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,99 persen.

Dari laporan yang sama, BPS menyampaikan konsumsi rumah tangga berkontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 54,25 persen. Sektor itu juga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan andil sebesar 2,64 persen dari total 5,12 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement