REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Agribisnis IPB University, Prima Gandhi menyatakan kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melakukan merger tiga BUMN yaitu Agrinas Palma, PT Agrinas Pangan Nusantara dan PT Agrinas Jaladri Nusantara menjadi Agrinas Palma Nusantara merupakan bentuk konkret komitmen Indonesia memproduksi kelapa sawit berkelanjutan. Oleh sebab itu, visi Agrinas Palma Nusantara yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dan energi melalui pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan harus didukung oleh berbagai stakeholder di Tanah Air.
Ia berharap penertiban lahan sawit ilegal yang dilakukan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) terus dilanjutkan. Ini agar Agrinas Palma Nusantara dapat menjadi pelopor pelaku hulu industri kelapa sawit penerap praktik pertanian ramah lingkungan, serta berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas produk Perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
"Menurut saya langkah awal usaha tani sektor hulu yang dilakukan oleh Agrinas Palma Nusantara berupa mengklasifikasi kebun kelapa sawit hasil penyitaan yang dilakukan Satgas PKH yang dinilai ilegal sudah on the track dan memperbaiki citra Indonesia di mata dunia terkait kesungguhan untuk memproduksi sawit yang ramah lingkungan," ujar Gandhi yang mengambil doktoral di Tokyo University of Agriculture, Jepang, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (10/4/2025).
PT Agrinas Palma Nusantara, selanjutnya wajib meningkatan produktivitas dan kualitas hasil kebun kelapa sawit sitaan agar dapat memberikan nilai tambah bagi negara. "Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tandan buah segar kelapa sawit PT Agrinas Palma Nusantara wajib berkolaborasi dengan masyarakat sekitar kebun dengan jalan mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal. Ini bentuk pemberdayaan masyarakat yang sering disebut Presiden Prabowo dalam beberapa kali pidato kenegaraannya," ujar Gandhi.
Untuk mengefisiensikan biaya pengelolaan kebun kelapa sawit sitaan, Agrinas Palma Nusantara dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi akademik atau vokasional pertanian. Bentuk kerjasamanya adalah memfasilitasi mahasiswa melakukan praktik lapang, magang atau pun pengabdian. Masyarakat di kebun-kebun sawit yang dikelola Agrinas Palma Nusantara serta memfasilitasi riset dan penelitian di kebun-kebun Agrinas Palma Nusantara.
"Jika terwujud ini dapat menjadi model link and match terbaru antara permintah dan perguruan tinggi!” ujar pria yang berhasil menemukan faktor penyebab upgrading global value chain industri kelapa sawit di Indonesia ini.
Apabila produktivitas kebun kelapa sawit yang dikelola oleh Agrinas Palma Nusantara terbukti meningkat produktivitasnya, pemerintah dapat menunjuk pabrik kelapa sawit yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun Agrinas Palma Nusantara. Tujuannya adalah agar keterlacakan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang berasal dari TBS hasil kebun sitaan terjamin. Hal ini penting menjawab keraguan investor atas ketertelusuran produk kelapa sawit Indonesia.
"Ketika skema ini berjalan, kegundahan pengamat terkait larinya investor kelapa sawit akibat kebijakan Satgas PKH berpotensi membahayakan investor akibat ketidakpastian hukum tidak akan terjadi dan iklim investasi di Indonesia akan semakin baik," tutur Gandhi, optimistis.
Terkait hasil CPO dan PK dari kebun sitaan yang dikelola agrinas, dapat digunakan sebagai bahan baku minyak goreng atau biodiesel. Kemudian dipasarkan di dalam negeri atau negara importir kelapa sawit yang tidak mensyaratkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).