REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Juru bicara dan tenaga ahli utama Kantor Komunikasi Presiden, Prita Laura menekankan urgensi penyerapan gabah oleh Perum Bulog. Dengan begitu, pasokan komoditas pangan pokok itu terjaga. Hal itu kemudian berdampak pada kesejahteraan petani.
Ia menyinggung dana Rp 16,6 triliun yang memperkuat tugas Bulog di lapangan. Pertama, dengan adanya investasi ini, bisa memastikan stok beras tersedia. Kedua, memperlancar peran Bulog menyerap gabah kering panen (GKP) sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp 6.500 per kilogram (kg).
"Investasi ini, dengan pembelian gabah yang lebih tinggi, maka tentunya akan memotong praktik-praktik yang memiskinkan petani," kata Prita saat di Sentra Penggilingan Padi (Sragen), Jawa Tengah, dikutip Sabtu (22/3/2025).
Ia sempat membahas aksi para tengkulak yang membuat kesejahteraan petani berkurang. Tentunya pemerintah mencari langkah solusi membenahi permasalahan klasik tersebut. Ia turun ke daerah, melihat langsung proses pembenahan di lapangan.
Intinya, saat ini pemerintah melalui berbagai stakeholder, terutama Bulog, sedang memperkuat ketahanan pangan. Panen berlangsung di berbagai daerah, termasuk di Jawa Tengah. Bulog wajib membeli GKP petani sesuai HPP. Hal ini bisa juga meminimalisir, bahkan menutup ruang tengkulak.
"Sekarang kami ingin melihat, bagaimana proses tersebut, kebijakan tersebut dilaksanakan," tutur Prita.
Pada saat yang sama, ia meminta petani, menjual gabah dengan kualitas terbaik. Aturan rafaksi harga dihapus tidak berarti menyepelekan mutu. Pasalnya, dengan gabah yang bagus, menghasilkan beras layak konsumsi.
Prita menerangkan, gabah kualitas rendah memerlukan penanganan ekstra. Proses pengeringan membutuhkan waktu lebih lama. Ini juga berpotensi terjadi susut yang lebih besar.
"Jadi ini perlu juga memberi edukasi kepada petani, agar meningkatkan kualitas gabah yang akan dibeli oleh Bulog," ujar Jubir Kantor Komunikasi Presiden itu.
Ia berharap petani tak perlu terburu-buru melepas gabahnya ke Bulog. Harus dipastikan barang yang terjual sudah sesuai masa panen. Sehingga hasilnya benar-benar berkualitas.
Wakil Pemimpin Cabang Bulog Surakarta, Dicky Yusfarino menjelaskan skema pembelian GKP. Ada yang menggunakan tim jemput gabah, juga tim pengadaan langsung. Total yang sudah mereka beli untuk seluruh wilayah Solo Raya, sekitar 5.000 ton. Wilayah Solo Raya itu, terdiri dari enam kabupaten dan satu kota madya, antara lain Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, serta Klaten.
"Kalau melihat musim panen itu, awalnya paling banyak di wilayah Sragen," ujar Dicky.
Di SPP Sragen terlihat aktivitas pemrosesan gabah menjadi beras. Selama panen raya 2025 ini, Bulog ditargetkan menyerap gabah setara beras, minimal 3 juta ton.