Kamis 27 Nov 2025 07:24 WIB

Danantara Sebut AHY Pimpin Negosiasi Utang Kereta Cepat dengan China

Dony belum bisa memastikan waktu keberangkatan tim negosiasi Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Penumpang menunggu kedatangan kereta cepat Whoosh di Stasiun Whoosh Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (15/12/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Penumpang menunggu kedatangan kereta cepat Whoosh di Stasiun Whoosh Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (15/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala BP BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan tim negosiasi utang proyek kereta cepat ke Cina akan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun, Dony belum bisa memastikan waktu keberangkatan tim negosiasi Indonesia ke negara tersebut.

"Belum ada (kepastian waktu berangkat). Nanti kan dipimpin oleh Pak Menko," ujar Dony di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Baca Juga

Dony menyampaikan sejumlah kementerian/lembaga terkait kompak untuk mendapatkan jalan keluar terbaik dalam penyelesaian utang proyek Whoosh tersebut. Ia mengatakan pemerintah, termasuk Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, akan solid memperjuangkan hasil terbaik bagi Indonesia.

"Kan sudah disampaikan juga oleh Pak Menkeu. Kita mendukung semua, tentu pemerintah solid, intinya kita ingin melakukan perbaikan terhadap kondisi keuangan Whoosh," ucap Dony.

Kendati demikian, Dony berharap masyarakat bisa bersabar dalam melihat hasil negosiasi tersebut. Ia menyebut dampak negosiasi utang proyek kereta cepat memerlukan waktu untuk mendapatkan hasil terbaik bagi kondisi keuangan Whoosh.

"Kan tidak bisa instan hari ini diumumkan, langsung besok selesai. Kita kaji point of negotiation kita seperti apa. Jadi kita ingin yang sesuatu yang terbaik," kata Dony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement