Rabu 26 Nov 2025 22:11 WIB

Danantara Pastikan Merger BUMN Karya Batal, Ini Alasannya

Dony menyebut tahap pertama ialah memperbaiki kondisi keuangan dari perusahaan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Investasi merangkap Kepala Danantara Rosan Perkasa Roeslani (tengah) bersama dengan Wamen BUMN Dony Oskaria dan pengusaha Pandu Patria Sjahrir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).
Foto: Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Menteri Investasi merangkap Kepala Danantara Rosan Perkasa Roeslani (tengah) bersama dengan Wamen BUMN Dony Oskaria dan pengusaha Pandu Patria Sjahrir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BP BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Dony Oskaria mengindikasikan proses merger sejumlah BUMN karya tidak akan terealisasi pada tahun ini. Dony menyampaikan pihaknya masih melakukan kajian terkait rencana merger BUMN-BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur tersebut.

"Mergernya kan sudah pasti karena kita akan melakukan supaya perusahaan-perusahaan karya kita menjadi lebih kuat ke depannya. Nah, ini akan kita lakukan kajian-kajiannya. Ada beberapa opsi," ujar Dony di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Baca Juga

Dony menyampaikan Danantara masih meninjau rencana merger yang melibatkan Hutama Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Adhi Karya, PTPP, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya. Dony menyebut tahap pertama ialah memperbaiki kondisi keuangan dari perusahaan-perusahaan yang menghadapi persoalan keuangan.

"Kita carry over ke tahun depan. Tidak selesai di tahun ini. Khusus untuk (BUMN) karya tidak selesai di tahun ini," ucap Dony.

Dony menyebut hal ini tak lepas dari banyaknya problematika di BUMN-BUMN karya, termasuk restrukturisasi utang yang menjadi prioritas. Dony ingin BUMN-BUMN karya terbuka kepada publik mengenai kondisi kesehatan perusahaan.

"(BUMN) karya-karya kita menghadapi persoalan keuangan yang cukup dalam selama ini. Ini kita perbaiki dulu, kita lakukan dulu restrukturisasi, termasuk ada impairment juga yang kita lakukan. Melakukan evaluasi lagi nilai asetnya dengan bukunya. Setelah itu baru kita lakukan merger dengan skenario terbaik," kata Dony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement