Kamis 20 Nov 2025 09:00 WIB

Nilai Barang Tertinggal di Kereta Capai Rp12,88 Miliar, KAI Minta Penumpang Waspada

Barang yang hilang mayoritas berupa ponsel, laptop, dan perhiasan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah penumpang duduk di dalam KA Argo Semeru di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (1/6/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Sejumlah penumpang duduk di dalam KA Argo Semeru di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (1/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat 11.670 barang tertinggal dengan estimasi nilai mencapai Rp12,88 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025. Barang yang hilang mayoritas berupa ponsel, laptop, dan perhiasan.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan peningkatan kewaspadaan penumpang menjadi penting, terutama pada periode perjalanan padat. “Data ini menunjukkan tingginya mobilitas pelanggan dan pentingnya menjaga barang bawaan, terutama menjelang Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).

Baca Juga

Ia menyebut KAI terus memperkuat aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan, salah satunya melalui layanan Lost and Found.

Anne menjelaskan layanan tersebut memungkinkan pelanggan melaporkan kehilangan ke kondektur, Polsuska, atau KAI Contact Center 121. Petugas kemudian menelusuri lokasi dan mengembalikan barang secara langsung jika ditemukan dalam waktu singkat.

Bila proses pencarian memerlukan waktu lebih lama, pelanggan akan menerima informasi perkembangan hingga barang diserahkan setelah verifikasi identitas.

Barang temuan diumumkan melalui pengeras suara di stasiun serta dicatat dalam database Lost and Found KAI yang terintegrasi secara nasional. Barang makanan hanya disimpan 1×24 jam sebelum dimusnahkan demi menjaga kebersihan.

“Dengan sistem ini, pelaporan dan pencarian barang dapat dilakukan di stasiun mana pun,” kata Anne.

Ia mengimbau penumpang untuk memeriksa kembali kursi, rak bagasi, dan area sekitar sebelum turun dari kereta, terutama pada puncak arus Nataru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement