REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat 11.670 barang tertinggal dengan estimasi nilai mencapai Rp12,88 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025. Barang yang hilang mayoritas berupa ponsel, laptop, dan perhiasan.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan peningkatan kewaspadaan penumpang menjadi penting, terutama pada periode perjalanan padat. “Data ini menunjukkan tingginya mobilitas pelanggan dan pentingnya menjaga barang bawaan, terutama menjelang Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
Ia menyebut KAI terus memperkuat aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan, salah satunya melalui layanan Lost and Found.
Anne menjelaskan layanan tersebut memungkinkan pelanggan melaporkan kehilangan ke kondektur, Polsuska, atau KAI Contact Center 121. Petugas kemudian menelusuri lokasi dan mengembalikan barang secara langsung jika ditemukan dalam waktu singkat.
Bila proses pencarian memerlukan waktu lebih lama, pelanggan akan menerima informasi perkembangan hingga barang diserahkan setelah verifikasi identitas.
Barang temuan diumumkan melalui pengeras suara di stasiun serta dicatat dalam database Lost and Found KAI yang terintegrasi secara nasional. Barang makanan hanya disimpan 1×24 jam sebelum dimusnahkan demi menjaga kebersihan.
“Dengan sistem ini, pelaporan dan pencarian barang dapat dilakukan di stasiun mana pun,” kata Anne.
Ia mengimbau penumpang untuk memeriksa kembali kursi, rak bagasi, dan area sekitar sebelum turun dari kereta, terutama pada puncak arus Nataru.