Kamis 08 Aug 2024 08:18 WIB

PG Rajawali II, Benteng Terakhir Industri Gula Jabar yang Kinerjanya Masih Kinclong

PG Rajawali II membukukan penjualan Rp 2,1 triliun atau meningkat 42 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PG Rajawali II merupakan satu-satunya pabrik gula di wilayah Jawa Barat (Jabar) dan menjadi penopang bagi pasokan gula serta sumber penghasilan petani tebu di Jabar.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
PG Rajawali II merupakan satu-satunya pabrik gula di wilayah Jawa Barat (Jabar) dan menjadi penopang bagi pasokan gula serta sumber penghasilan petani tebu di Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah membangun swasembada gula nasional perlu didukung oleh perbaikan kinerja pabrik gula yang berkelanjutan. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku induk holding BUMN pangan (ID Food) Sis Apik Wijayanto mengatakan hal ini akan berdampak pada peningkatan skala bisnis dan kesejahteraan petani tebu. 

"Kondisi tersebut yang saat ini tengah didorong ID melalui anak usahanya PT PG Rajawali II," ujar Sis dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga

Sis menyampaikan PG Rajawali II merupakan satu-satunya pabrik gula di wilayah Jawa Barat (Jabar) dan menjadi penopang bagi pasokan gula serta sumber penghasilan petani tebu di Jabar. Sis menyebut PG Rajawali II menjadi tulang punggung sekaligus benteng terakhir bagi keberlanjutan industri gula di Jabar.  

"Untuk itu, kinerjanya akan terus kita perkuat," ucap Sis.

Sis mengatakan, penguatan kinerja tersebut terlihat dari peningkatan capaian perusahaan di 2023. Pada tahun lalu, perusahaan yang berpusat di Cirebon ini berhasil membukukan penjualan Rp 2,1 triliun atau meningkat 42 persen dari capaian tahun sebelumnya di angka Rp 1,4 triliun. Pertumbuhan penjualan ini turut berdampak pada torehan laba bersih sebesar Rp 68 miliar. 

"Raihan tersebut melonjak 263 persen dari tahun sebelumnya, yang mana pada 2022 perusahaan masih mencatatkan rugi bersih Rp 42 miliar," lanjut Sis.

Sis mengatakan kinerja PG Rajawali II saat ini semakin membaik seiring berbagai pembenahan dan inovasi di sektor on farm dan off farm. Capaian kinerja positif tersebut, menurut Sis, sejalan dengan peningkatan kinerja operasional perusahaan. 

Sis memaparkan luas areal tebu yang dikelola PG Rajawali II pada 2023 meningkat 13 persen, dari 15 ribu hektare pada 2022 menjadi 17 ribu hektare pada 2023. Capaian rendemen juga mengalami peningkatan. 

"Untuk rendemen capaian rata-rata hari ini mencapai 7,4 persen. Salah satu pabrik gula yang dikelola PG Rajawali II yaitu PG Jatitujuh bahkan mencapai rendemen 7,6 persen," sambung Sis. 

Sis mengatakan perbaikan kinerja operasional pabrik gula akan berdampak pada peningkatan produktivitas gula dan produk turunannya sebagai sumber pendapatan utama pabrik gula. ID Food menargetkan PG Rajawali II meraih rendemen 7,5 persen pada 2024 dengan total produksi gula 84 ribu ton atau meningkat 27 persen dari produksi 2023.

Sis berharap perbaikan kinerja PG Rajawali II dapat memberikan efek berganda bagi pembangunan dan pertumbuhan lingkungan masyarakat sekitar. Pabrik gula ID Food sendiri terus  meningkatkan program kemitraan tebu bersama para petani tebu rakyat.

"Pada 2020, program kemitraan tebu PT PG Rajawali II berhasil menjaring sebanyak 3.206 petani mitra. Kemudian menjadi 3.441 petani mitra pada 2021, 4.442 petani mitra pada 2022, dan 5.070 petani mitra pada 2024. Tahun ini ditargetkan angka partisipasi naik menjadi sekitar 5.135 petani mitra," kata Sis. 

Sebagai informasi, PG Rajawali II merupakan anak perusahaan ID Food yang mengelola tiga pabrik gula, yaitu PG Jatitujuh di Kabupaten Majalengka, PG Tersana Baru dan PG Sindanglaut di Kabupaten Cirebon. Total kapasitas produksi PG Rajawali II sebesar 8.800 Ton Cane / Day (TCD). 

Perusahaan ini juga memiliki pabrik pengolahan spiritus dan etanol kualitas ekspor yaitu PSA Palimanan di Kabupaten Cirebon. Produk etanol PSA Palimanan secara rutin diekspor ke Belanda.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement