Jumat 07 Nov 2025 13:59 WIB

Mentan Targetkan Swasembada Gula Putih pada 2026, Indonesia Siap Jadi Eksportir Lagi

Program hilirisasi lintas sektor diharapkan ciptakan jutaan lapangan kerja baru.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Petani mengambil benih tebu di areal perkebunan di Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jumat (29/7/2022). Kementerian Pertanian menargetkan seluruh kebutuhan gula bagi rumah tangga atau gula kristal putih (GKP) akan dipasok seluruhnya dari dalam negeri pada 2024. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut ialah dengan perluasan (ekstensifikasi) tebu sehingga dapat meningkatkan produksi gula dalam negeri. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petani mengambil benih tebu di areal perkebunan di Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jumat (29/7/2022). Kementerian Pertanian menargetkan seluruh kebutuhan gula bagi rumah tangga atau gula kristal putih (GKP) akan dipasok seluruhnya dari dalam negeri pada 2024. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut ialah dengan perluasan (ekstensifikasi) tebu sehingga dapat meningkatkan produksi gula dalam negeri. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah menargetkan swasembada gula putih pada 2026. Amran menerangkan program revitalisasi tebu dan pembangunan pabrik gula diarahkan agar Indonesia kembali menjadi negara eksportir seperti era 1930.

Ia menyampaikan langkah itu bagian dari program hilirisasi besar di sektor pertanian yang tengah digarap lintas kementerian dan lembaga, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam tahap awal, pemerintah menyiapkan investasi besar di sektor perkebunan, peternakan, hortikultura, dan pangan dengan total nilai mencapai Rp371 triliun.

Baca Juga

“Kita targetkan tahun depan sudah swasembada white sugar. Dalam tiga sampai empat tahun, Indonesia akan kembali menjadi eksportir dan mengembalikan kejayaan gula seperti tahun 1930,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Ia menjelaskan, sektor perkebunan menjadi salah satu tumpuan utama dalam program hilirisasi ini. Komoditas seperti tebu, kakao, mente, dan kelapa dalam masuk dalam daftar prioritas karena tergolong padat karya dan berpotensi besar menciptakan lapangan kerja baru.

Khusus tebu, Kementerian Pertanian tengah mempercepat peremajaan lahan dan pembangunan pabrik gula baru di berbagai daerah sentra produksi. Program tersebut diharapkan mendorong peningkatan kapasitas produksi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor.

Amran menambahkan, peningkatan produktivitas gula nasional tidak hanya akan menekan impor, tetapi juga menghidupkan kembali industri rakyat dan rantai ekonomi di daerah penghasil tebu. “Kita siapkan semua dari hulu ke hilir agar target swasembada bisa tercapai dalam waktu realistis,” ujarnya.

Ia menyebut, jika seluruh rencana hilirisasi berjalan sesuai target, sektor perkebunan dan pangan berpotensi menciptakan sekitar tiga juta lapangan kerja dalam tiga tahun ke depan. Peningkatan pendapatan petani pun diharapkan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk menyeimbangkan transformasi ekonomi berbasis sumber daya alam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement