Senin 15 Apr 2024 06:30 WIB

Akumindo Dorong Pengembangan UMKM Lewat Literasi Digital

Digitalisasi jadi tantangan pada pelaku UMKM berusia di atas 40 tahun.

Pekerja memproduksi sepatu wanita yang dipasarkan melalui lokapasar di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/3/2021).
Foto: ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH
Pekerja memproduksi sepatu wanita yang dipasarkan melalui lokapasar di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/3/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Harris Sofyan Hardwin mendorong upaya dan dukungan dari pemerintah untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lewat literasi digital.

Tantangan utama pengembangan go digital bagi UMKM adalah kesiapan mereka sendiri. Banyak pelaku UMKM didominasi usia di atas 40 tahun yang sudah terbiasa berjualan secara luring. Ketika dipaksa untuk cepat melakukan perubahan, maka mereka tidak bisa dengan cepat menggapai perubahan itu.

Baca Juga

"Oleh sebab itu banyak pelaku UMKM go digital adalah usaha-usaha yang didominasi usia muda, usia dari 16 tahun hingga 30 tahun," kata Harris.

Dia melanjutkan, para pelaku usaha berusia 16 tahun–30 tahun terbilang cukup cepat untuk mempelajari teknologi. Sebaliknya, mereka yang berada pada rentang usia 40 tahun ke atas, membutuhkan waktu untuk mempelajari atau menyesuaikan dengan digitalisasi.

Perlu ada dukungan dari pemerintah berkaitan dengan literasi digital, baik untuk usia muda maupun usia pada fase produktif. Perlu dipikirkan bagaimana bentuk-bentuk pelatihan yang masih kurang.

"Makanya, kami bekerja sama dengan beberapa asosiasi untuk memberikan inkubasi-inkubasi kepada para pelaku UMKM," imbuh dia.

Harris menyatakan bahwa sebelum pandemi Covid-19, hanya ada 7 juta UMKM yang sudah beralih ke digital. Sedangkan pada 2020 mulai terjadi peningkatan dua kali lipat yaitu sekitar 14 juta, kemudian sebanyak 24 juta UMKM go digital pada 2023 lalu.

Pemerintah memang punya target pada 2024 ini ada sekitar 30 juta UMKM go digital yang baru mencakup 36 persen dari total 64 juta UMKM yang ada di Indonesia. "Makanya kalau melihat potensi digital di UMKM ditambah perilaku konsumen yang berubah saat ini, tentunya akan sangat saling membutuhkan antara UMKM dengan layanan kurir dan jasa pengiriman," ungkap dia.

Adanya layanan pengiriman berkualitas, Harris menambahkan, dapat memberikan manfaat besar kepada UMKM untuk mengatasi tantangan rantai pasok. Layanan pengiriman juga bisa memastikan pengiriman produk tepat waktu, serta dapat menjangkau konsumen secara luas. 

Pelayanan jasa kurir dan pengiriman juga membantu UMKM untuk bisa terlibat masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan dari jasa kurir dan pengiriman. Selain itu, peluang kolaborasi antara UMKM dan melalui kurir pastinya akan memberikan kemudahan kepada UMKM. 

"Ditambah lagi jasa kurir dan pengiriman ini dapat memberikan kebutuhan tidak hanya kepada UMKM, tapi juga konsumen sebagai pengguna jasa," kata Harris.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement