Kamis 27 Jul 2023 15:55 WIB

Pertamina Geothermal Turunkan Utang, Incar Peningkatan Kinerja Finansial

Pertamina Geothermal membukukan penurunan utang bersih sepanjang semester I 2023.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Foto: PGEO
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) membukukan penurunan utang bersih sepanjang semester I 2023. Per Juni 2023, utang bersih perseroan tercatat sebesar 66,95 juta dolar AS atau sebesar Rp 1 triliun (kurs Rp 15.004) turun drastis dari 683 juta dolar AS atau Rp 10,24 triliun dari Desember 2022.

"Penurunan utang bersih yang diperkuat dengan peningkatan laba bersih sepanjang semester I 2023 itu menunjukkan performa bisnis PGE yang semakin tumbuh dan berkembang," kata Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Nelwin Aldriansyah melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (27/7/2023).

Baca Juga

Rasio utang bersih terhadap ekuitas atau debt to equity ratio turun dari 74 persen menjadi 39 persen pada semester I 2023. Sementara itu, pinjaman jangka pendek yang pada kuartal I tahun ini masih tercatat sebesar 400 juta dolar AS dan semester I 2022 sebesar 600 juta dolar AS.

Hingga Juni 2023, perseroan sudah tidak ada lagi dalam pembukuan pada periode yang berakhir. Hal ini memungkinkan PGE untuk berekspansi seiring dengan membaiknya arus kas perseroan.

Nelwin mengatakan penurunan utang bersih ini menandakan posisi keuangan yang solid. Perseroan mampu melanjutkan ekspansi seiring selesainya masalah pinjaman jangka pendek usai penerbitan green bond pada kuartal kedua tahun ini. 

“Ke depan, kami berkomitmen untuk terus menjaga performa yang sudah baik ini,” kata Nelwin.

Terjadinya penurunan utang bersih pada semester I 2023 ini menunjukkan penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond) sebesar 400 juta dolar AS pada April 2023 telah berjalan efektif. Dana yang didapat dari pasar global ini telah digunakan secara efektif untuk membiayai kembali (refinancing) pinjaman jangka pendek dan melanjutkan target pengembangan proyek panas bumi ke depan.

Pada semester I 2023, EBITDA perseroan meningkat menjadi 175,55 juta dolar AS dari 154,88 juta dolar AS pada Juni 2022. Dengan begitu, arus kas bebas meningkat menjadi 150,3 juta dolar AS dari 143,5 juta dolar AS.

Dengan program efisiensi yang dijalankan, perseroan optimistis akan mampu meningkatkan kinerja finansial dan operasional guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau. “Keunggulan operasional merupakan prioritas kami untuk menjadi world class green energy company,” tutup Nelwin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement