Sabtu 01 Jul 2023 10:50 WIB

Berhasil Lewati Krisis, Bank Besar AS Kompak Bagikan Dividen

Perbankan AS umumkan dividen usai berhasil melalui stress test bank sentral.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Kolase perbankan di Amerika Serikat. Perbankan AS mengumumkan kenaikan dividen pada kuartal ketiga.
Foto: Reuters
Kolase perbankan di Amerika Serikat. Perbankan AS mengumumkan kenaikan dividen pada kuartal ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank AS termasuk JPMorgan Chase (JPM.N), Wells Fargo, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley menaikkan dividen kuartal ketiga, dilaporkan Jumat (30/6/2023). Laporan keuangan menunjukkan sejumlah bank tersebut memiliki modal yang cukup untuk menghadapi penurunan ekonomi yang parah.

JPMorgan berencana untuk meningkatkan dividen saham kuartalannya menjadi 1,05 dolar AS per saham dari 1,00 dolar AS saat ini. Wells Fargo akan meningkatkan dividennya menjadi 35 sen per saham dari 30 sen. 

Baca Juga

Goldman Sachs akan menaikkan dividen menjadi 2,75 dolar AS per saham dari 2,50 dolar AS per saham. Sedangkan dividen Morgan Stanley akan meningkat menjadi 85 sen per saham dari 77,5 sen saat ini. Adapun Dividen Citigroup akan naik menjadi 53 sen per saham dari 51 sen.

Bank mengumumkan kenaikan dividen setelah melewati stress test bank sentral AS The Fed, yang menentukan berapa banyak modal yang harus disisihkan bank sebelum dapat mengembalikan uang kepada pemegang saham.

Di bawah skenario The Fed tentang kemerosotan ekonomi besar, 23 bank yang diuji - termasuk JPMorgan, Bank of America dan Goldman Sachs - akan menderita kerugian gabungan 541 miliar dolar AS.

Pemberi pinjaman AS terbesar tetap tangguh meskipun kegagalan tiga bank regional besar yang mengguncang industri awal tahun ini. Bank-bank besar tetap pada pijakan yang kuat bahkan ketika The Fed menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, yang dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

"Hasilnya menunjukkan bahwa bank-bank ini mampu menahan tekanan berat dan mempertahankan penyangga modal di atas peraturan minimum, kredit positif," kata lembaga pemeringkat Moody's Investors Service dalam sebuah catatan dilansir Reuters.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement