REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Investasi publik dalam pertanian berkelanjutan meningkat lebih dari seperlima tahun lalu, menurut Tinjauan Tahunan 2022 yang dirilis Selasa (23/5/2023) oleh Pusat Investasi Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
Pusat Investasi FAO memantau sekitar 45 proyek investasi publik di 32 negara bernilai 8,8 miliar dolar AS pada 2022. Nilai itu menunjukkan peningkatan 22 persen secara tahunan.
Tinjauan tersebut mengatakan, Pusat Investasi FAO telah membuat beberapa pencapaian penting jika dilihat dengan latar belakang harga makanan, pupuk, dan bahan bakar yang mudah berubah, gangguan rantai pasokan, konflik, krisis iklim, darurat kemanusiaan, dan efek pandemi Covid-19 yang masih ada.
"Kita harus bertindak bersama dan cepat untuk mengatasi tantangan global ini. Ini demi masa depan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan tak ada seorangpun tertinggal," kata Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu.
Qu Dongyu mengatakan, itu berarti mengubah cara kerja sistem pertanian pangan, dari cara kita memproduksi, memasok, dan mengonsumsi makanan hingga cara mengurangi kehilangan, pemborosan, dan pembuangan makanan.
Selama beberapa dekade, FAO telah membantu negara-negara miskin dan berkembang berinvestasi di bidang pertanian dan pembangunan pedesaan dalam jangka panjang. Pusat Investasi bertindak sebagai jembatan antara negara anggota dan mitra pembiayaan, termasuk Bank Dunia, Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), Uni Eropa, dan bank pembangunan regional.