Jumat 31 Oct 2025 19:06 WIB

Danantara Benahi 43 BUMN

Krakatau Steel menjadi salah satu fokus awal Danantara.

Danantara akan fokus membenahi 43 BUMN.
Foto: Muhammad Nursyamsi
Danantara akan fokus membenahi 43 BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, melalui PT Danantara Asset Management (DAM), mulai membenahi 43 badan usaha milik negara (BUMN). Dua BUMN yang jadi fokus adalah Krakatau Steel (KS) dan PT Semen Indonesia Tbk (SIG).

“DAM sudah banyak yang dikerjakan, ngebut sekali. Sudah ada 43 perusahaan BUMN yang diperbaiki. Ditingkatkan semua ya, daya saing dan manajerial, untuk bisa berkiprah menghasilkan untung dan sebagainya,” kata Managing Director Stakeholders Management and Communications Danantara Indonesia Rohan Hafas dalam taklimat media di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Untuk Krakatau Steel, Rohan mengatakan pihaknya bakal segera memfinalisasi rencana perombakan bisnis perusahaan, terutama dari segi kinerja keuangan yang dianggap tidak bekerja secara efisien. Danantara juga mengevaluasi proyek investasi perusahaan yang dianggap keliru, seperti proyek blast furnace.

Krakatau Steel menjadi salah satu fokus awal Danantara lantaran dinilai memiliki potensi besar sebagai industri baja terintegrasi, yang mempunyai fasilitas lengkap dari proses produksi, pasokan air, pembangkit listrik, hingga pelabuhan. Namun, sebagian aset penting justru dilepas untuk menutupi kebutuhan operasional.

“Hal seperti itu akan kami lihat. Dia punya banyak kelebihan, dan itu akan di-twist,” ujarnya.

Adapun untuk SIG, Danantara memperhatikan kinerja keuangan perusahaan yang terus menurun tiap tahun.

Untuk memperbaiki kondisi tersebut, Danantara mengubah model dan cara berbisnis Semen Indonesia. Rohan menyebut inisiatif sederhana ini berhasil mengubah arah kinerja perusahaan menjadi positif.

Ke depan, Danantara akan terus membenahi BUMN agar menjadi lebih efisien. Menurut Rohan, jumlah perusahaan BUMN saat ini mencapai 1.063 perusahaan, termasuk perusahaan anak, cucu, hingga cicit. Sedangkan perusahaan BUMN yang menjadi inti bisnis diperkirakan hanya berkisar 400 sampai 600 perusahaan.

Danantara akan mengevaluasi perusahaan-perusahaan tersebut dan membuat perusahaan BUMN menjadi lebih efisien.

Sedangkan terkait perusahaan BUMN yang berbentuk perusahaan umum (perum), Danantara bakal meninjau visibilitas perusahaan untuk melihat peluang dialihkan menjadi perseroan terbatas (PT).

Bagi perum yang inti bisnisnya tidak memungkinkan untuk diubah menjadi berbasis keuntungan, Danantara akan melepas perusahaan-perusahaan tersebut ke luar dari naungan sovereign wealth fund (SWF) ini.

 

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement