REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas ekspor produk pertanian senilai Rp 25,5 miliar ke 23 negara. Komoditas yang diekspor di antaranya sarang burung walet, bulu bebek, produk hewani, juga tanaman pakis yang dilepas ke negara Jepang dan China.
"Kekuatan Republik ini ada di sarang burung walet, pakis, dan lain sebagainya. Karena itu, energi ini harus kita jaga bersama. Kemudian kita jaga kepercayaan dunia internasional agar produk kita tetap jadi unggulan. Saya selalu katakan kita boleh cepat, tetapi juga harus berkualitas," ujar SYL di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Senin, (22/5/2023).
Menurut SYL, pemerintah telah menargetkan capaian nilai ekspor produk pertanian sebesar Rp 1000 triliun dengan penambahan negara tujuan di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia. Meski demikian, SYL minta pengusaha tetap menjaga kualitas serta menjaga sinergitas satu dengan yang lainnya.
"Kita berharap, ekspor pertanian kita bisa di atas 1.000 triliun, tetapi ini kan berproses dan tentu semua harus menjaga kualitas dan sinergitas. Dan ini juga menjadi harapan Bapak Presiden kepada Kementerian Pertanian agar semua komoditas-komoditas strategis yang ada untuk dipersiapkan ekspor," katanya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Bambang mengatakan bahwa selama ini jajarannya terus bekerja dalam waktu 24 jam, baik melalui layanan langsung maupun online. Bambang mengatakan, kolaborasi karantina, pengusaha ataupun pengekspor sejauh ini cukup baik dalam meningkatkan ekspor.
"Kami laporkan Bapak Menteri, kami selama 24 jam terus mengawal teman temen pengusaha untuk dapat melepas ekspornya. Alhamdulliah terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu, saya minta kita semua kompak, saling bergandengan memajukan ekspor produk pertanian Indonesia," katanya.
Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Andi Yusmanto mengatakan bahwa sejauh ini pelayanan karantina semakin dipermudah dengan aplikasi Q Corner yang dapat melayani para pengusaha dan importir seluruh Indonesia. Aplikasi ini dinilai mampu mempercepat sekaligus mengurai antrean tetap muka secara cepat dalam mengajukan proses izin.
"Saya pastikan 90 persen para pengusaha yang memohon izin sudah teregistrasi. Bahkan, per hari ada sekitar 30 perusahaan yang mengajukan. Melalui aplikasi itu, mereka dapat mendaftarkan dokumen hewan/animal dan pendaftaran dokumen tumbuhan atau plant," katanya.
Salah satu pengusaha dari PT Plore Parmindo, Arga Wiranda mengatakan bahwa pelayanan karantina saat ini semakin mudah karena bisa dilakukan melalui online, tanpa harus datang ke kantor pengajuan karantina.
Arga sendiri mengaku, selama ini mengirim tanaman pakis ke Jepang dan China dengan jumlah ekspor yamg cukup besar. Pengiriman tahun ini pun bisa mencapai Rp 2 miliar dengan tujuan satu negara saja, yaitu Jepang. Dia bahkan sudah memiliki lahan budi daya pakis raskus serta memiliki kelompok taninya sendiri.
"Selama ini kita ada kebun sendiri dan petani sendiri. Jenis pakis yang kita tanam adalah pakis raskus untuk kebutuhan negara Jepang dan China," katanya.
Pengusaha lainnya dari PT Cempaka Mega Mandiri, Nova Hasan, menyampaikan apresiasi atas berbagai layanan yang diberikan karantina Soekarno Hatta. Nova mengaku siap menjaga komitmen program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) kementan.
"Sebagai pengusaha, saya mengapresiasi layanan Kementan di bawah UPT Soekarno Hatta karena telah memberi kemudahan dalam mengajukan proses izin. Terus terang kami terbantu dengan aplikasi Q Corner, juga pelayanan tatap muka yang sama-sama cepat," katanya menjelaskan.
Di lokasi, selain melepas ekspor, Mentan SYL juga mengecek langsung inovasi mobil X- ray dan Ray statis milik karantina Soekarno Hatta. SYL bahkan memberikan sejumlah sertifikat kepada para pengusaha, yang konsisten meningkatkan nilai ekspor produk pertanian.