REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merespons inovasi bahan bakar alternatif ramah lingkungan karya anak bangsa, Bobibos. BRIN mengklaim memiliki program pendampingan bagi inovasi-inovasi yang lahir dari masyarakat.
Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Driszal Fryantoni, mengatakan BRIN memiliki program Skema Pendampingan Inovasi Akar Rumput (PIAR). Program ini dirancang untuk mendorong lahirnya inovasi dari masyarakat secara luas, khususnya dari para inovator independen di tingkat akar rumput.
“PIAR kami lakukan dengan cara menemukan langsung penemuan-penemuan dari masyarakat berdasarkan informasi yang berkembang, atau masyarakat itu sendiri yang mengajukan permohonan pendampingan kepada BRIN,” ujar Driszal kepada Republika, Jumat (7/11/2025).
Program ini menjadi wadah bagi masyarakat yang memiliki semangat berinovasi namun belum memiliki akses terhadap fasilitas riset formal. BRIN hadir untuk menjembatani ide-ide tersebut agar siap dan layak digunakan secara luas.
“BRIN berniat menjembatani hasil temuan ini (Bobibos) agar siap dan layak diedarkan di masyarakat. Di BRIN ada skema yang memberikan fasilitasi terkait penemuan inovasi dari masyarakat,” katanya.
Melalui PIAR, BRIN memberikan dukungan berupa pendampingan teknis dan riset, fasilitasi uji coba dan validasi, serta akses menuju hilirisasi dan distribusi. PIAR bukan sekadar program pendampingan, tetapi juga strategi untuk membangun ekosistem inovasi yang merata dan berkelanjutan.
BRIN ingin memastikan potensi inovasi tidak terhambat oleh keterbatasan akses atau sumber daya. “PIAR menjadi wujud komitmen BRIN dalam memperluas ekosistem inovasi nasional agar tidak hanya berpusat pada lembaga penelitian dan industri besar, tetapi juga menyentuh lapisan masyarakat yang memiliki potensi dan semangat untuk berinovasi dari bawah,” ujar Driszal.