REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan CEO PowerCo Frank Blome dan CPO PowerCo Jorg Teichmann saat kunjungannya ke Hannover, Jerman. Pertemuan itu membahas rencana investasi Volkswagen melalui anak perusahaannya PowerCo, guna membangun industri baterai kendaraan listrik secara terpadu di Indonesia.
Bahlil menyatakan akan memberikan pengawalan terhadap rencana investasi Volkswagen tersebut. Rencana investasi Volkswagen di Indonesia ditargetkan untuk menyuplai produk baterai listrik ke sejumlah merek otomotif di bawah naungan VW Group.
"VW akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional dan asing. Kami siap mengawal agar rencana investasinya segera terealisasi," ujar Bahlil melalui keterangan resmi, Selasa (18/4/2023).
Rencana investasi dari Jerman ini, dia melanjutkan, merupakan momentum tepat bagi Indonesia dalam menyampaikan ke dunia kalau Indonesia terbuka dalam menarik investasi. Tidak hanya dari Benua Asia, tapi juga dari Benua Eropa.
"Saya pikir ini sebagai bentuk investasi inklusif sekaligus dapat menganulir cara berpikir dunia internasional yang menganggap pertambangan di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah internasional," kata Bahlil.
PowerCo SE merupakan anak perusahaan Volkswagen yang didirikan pada 2022 dan berkantor pusat di Salzgitter, Jerman. Perusahaan itu menjalankan semua aktivitas bisnis baterai Volkswagen Group. Mulai dari memproses bahan mentah, mengembangkan baterai hingga mengelola gigafactories Eropa.
PowerCo ditargetkan menyuplai 80 persen produk baterai listrik ke sejumlah merek otomotif di bawah naungan Volkswagen Group, seperti Audi, Skoda, Lamborghini, Porsche, Bentley, dan Ducati. Selama periode 2018-2022, Jerman menempati posisi ke-16 dalam peringkat negara asing dengan nilai investasi tertinggi.
Total investasinya sebesar 991 juta dolar AS. Berdasarkan bidang usaha, investasi Jerman paling tinggi ada pada sektor industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam senilai 308,4 juta dolar AS dan investasi terbesar berada di Jawa senilai 499,8 juta dolar AS.