Rabu 26 Nov 2025 12:37 WIB

Ini Jurus Kemenhub Cegah Horror Traffic Bandara Ngurah Rai Saat Nataru

Aan mendorong seluruh pihak segera menerapkan rekayasa lalu lintas.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Calon penumpang pesawat berjalan di Jalan Tol Bali Mandara setelah mobil yang ditumpanginya terjebak kemacetan saat akan menuju ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali, Jumat (29/12/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Calon penumpang pesawat berjalan di Jalan Tol Bali Mandara setelah mobil yang ditumpanginya terjebak kemacetan saat akan menuju ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali, Jumat (29/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub menekankan pentingnya pengelolaan arus lalu lintas serta respons cepat di seluruh akses menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, agar tidak terjadi kemacetan parah saat periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, meminta semua pihak mengatur akses Bandara I Gusti Ngurah Rai agar tidak ada hambatan bagi kendaraan yang masuk maupun keluar area bandara.

"Karakteristik bandara sama seperti pelabuhan, adanya keterbatasan area, banyak permasalahan terjadi di luar bandara yang berakibat ke dalam bandara. Kecepatan penanganan masalah di luar bandara seperti di jalan tol atau jalan akses ke bandara jadi kunci agar tidak terjadi kemacetan luar biasa atau horror traffic," ucap Aan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Baca Juga

Untuk menangani arus lalu lintas di luar bandara, Aan mendorong seluruh pihak segera menerapkan rekayasa lalu lintas sesuai tingkat kepadatan. Hal ini mengingat prediksi InJourney Airport yang memproyeksikan pertumbuhan penumpang pesawat di Bandara Ngurah Rai pada Nataru kali ini mencapai 13,29 persen dibandingkan periode Nataru 2024/2025.

"Rekayasa lalu lintas yang sudah dipersiapkan tolong disimulasikan sehingga seluruh personil yang akan diturunkan bisa memahami apa yang harus diperbuat ketika menghadapi permasalahan yang kita sudah prediksi. Karena kecepatan bertindak kunci utama menyelesaikan permasalahan di titik-titik krusial,” lanjut Aan.

Selain delay system, rekayasa lalu lintas lainnya yang dipersiapkan untuk mengatasi kepadatan menuju Bandara Ngurah Rai antara lain penutupan akses putar balik (u-turn) dan persimpangan Tuban hingga gerbang masuk bandara jika terjadi peningkatan pergerakan. Selain itu, akan ada pengalihan arus dan penutupan sejumlah ruas jalan di wilayah Kuta saat malam Tahun Baru 2026.

Kecepatan menangani persoalan di lapangan, sambung Aan, harus dilakukan melalui koordinasi seluruh stakeholder. Ia menyebut koordinasi dapat diperkuat dengan membuat posko terpadu, baik fisik maupun digital, untuk mengintegrasikan data dari aplikasi para pemangku kepentingan.

“Mungkin kita bisa mengintegrasikan data semua aplikasi sehingga jika terjadi sesuatu bisa ditangani dengan cepat. Informasinya juga jadi satu dan masyarakat bisa terinformasikan apa yang terjadi,” kata Aan.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrawil, Rustam Efendi, turut menekankan pentingnya kecepatan penanganan masalah dalam mengelola arus lalu lintas. Ia meminta seluruh pihak benar-benar menyiapkan langkah mitigasi serta contingency plan agar masyarakat dapat menikmati masa libur Nataru dengan aman dan nyaman.

“Sudah ada mitigasi dan contingency plan dari seluruh stakeholders tapi dibutuhkan pola koordinasi yang memungkinkan mengambil keputusan secara cepat dan tepat, sehingga tidak ada bottleneck dan horror traffic. Kami berharap Nataru tahun ini menjadi momen yang menyenangkan bagi masyarakat,” kata Rustam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement