REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Biofarma Group melalui anak usahanya Kimia Farma telah mengembangkan dan meningkatkan potensi bisnis dengan dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Sinophram di Beijing. Kerja sama terkait pengembangan Bahan Baku Obat (BBO), Traditional Chinese Medicei (TCM) dan Project Platform TB.
Nota Kesepahaman tersebut ditandantangani oleh Direktur Utama KAEF, David Utama dan President Sinopharm International, Zhou Song dan disaksikan oleh Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dan Chairman of Sinopharm, Liu Jingzhen. Menurut Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir, Biofarma Group telah menjalin berbagai global collaboration sebagai upaya meningkatkan ketahanan kesehatan farmasi nasional.
“Saat ini produk dan layanan Biofarma Group telah digunakan di lebih dari 150 negara," ujar Honesti dalam siaran persnya, Ahad (16/4/2023).
Selain itu, menurut Honesti, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan global lainnya. Di antaranya Perusahaan Farmasi Inggris, Profactor Pharma untuk pengembangan blood product Recombinant Factor VIII, kerja sama Bio Farma dengan Google Cloud, Fitbit dan Connectedlife pada inisiatif kesehatan digital baru, dan kerja sama dengan MSD untuk memproduksi secara lokal vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV). Ini, sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui sinergi, inovasi, dan kolaborasi.
“Dengan ditandatanganinya MOU antara KAEF dengan Sinopharm ini tentunya menjadi kesempatan yang baik bagi Biofarma Group untuk terus menjaga ketahanan kesehatan bangsa," katanya.
Hal ini, kata dia, sejalan dengan salah satu program utama Kementerian Kesehatan yaitu meningkatkan ketahanan kefarmasian dan alat Kesehatan. Salah satu agenda peningkatan ketahanan sektor farmasi adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO)/Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia, produk biologi, vaksin, produksi dalam negeri.
"Vaksin IndoVac produksi Bio Farma merupakan salah satu hasil nyata kemandirian industri farmasi nasional dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sembilan puluh persen,” katanya.
Sementara menurut Direktur Utama KAEF, David Utama, Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kimia Farma dengan Sinopharm yang telah terjalin baik sewaktu penanganan Covid-19. "Kimia Farma mendukung ketahanan Kesehatan nasional, salah satunya dengan penguatan dan percepatan Bahan Baku Obat (BBO). Saat ini Kimia Farma telah memproduksi 14 BBO dan kita akan terus tingkatkan," kata David.
David mengatakan bahwa kesepakatan ini juga merupakan bentuk hubungan bilateral kedua negara untuk meningkatkan dan mendorong transformasi industri Kesehatan.