REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) mengatakan pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa diajukan dengan plafon pinjaman hingga Rp 1 miliar yang sebelumnya hanya Rp 500 juta. Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf dalam ANTARA Business Forum (ABF) 2025 di Jakarta mengatakan dari hasil pembahasan dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, pembiayaan untuk usaha rakyat semakin membaik dengan menaikkan angka plafon dan suku bunga yang flat.
“KUR-nya sendiri bisa sampai Rp 1 miliar dari sebelumnya maksimal Rp 500 juta,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
Untuk pengajuan KUR yang selama ini menerapkan bunga gradual mulai dari enam persen, nantinya akan diterapkan secara flat di angka enam persen meski sudah beberapa kali melakukan pengambilan, katanya menjelaskan.
“Sudah kami putuskan bersama Pak Menko Perekonomian untuk flat di enam persen. Ini berita baik juga untuk pelaku UMKM,” katanya.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan mulai tahun depan pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak dibatasi lagi jumlah pengambilannya dengan penerapan bunga flat sebesar enam persen. Menurut dia, selama ini pengambilan KUR dibatasi hanya empat kali bagi debitur sektor produksi dan dua kali bagi sektor perdagangan, dengan menerapkan skema bunga yang berjenjang.
“Sekarang sudah dibuka, jadi bisa beberapa kali, repetisinya bisa beberapa kali sampai UMKM-nya betul-betul kuat dan siap untuk lepas,” katanya saat ditemui usai melakukan rapat terkait penyaluran KUR di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (17/11).
Ia mengatakan realisasi KUR UMKM tahun 2025 mencapai 83 persen atau Rp 238 triliun dari target Rp 286 triliun. Sedangkan pada 2026 target realisasi KUR naik menjadi Rp 320 triliun.
“Debitur barunya sudah tercapai 96 persen, yaitu 2,25 juta. Debitur graduasi—graduasi itu yang naik tingkat, dari mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah—target saya 1,2 juta debitur. Alhamdulillah, debitur graduasi melebihi target sebanyak 112 persen yaitu sekitar 1,3 juta,” ujarnya.
Ia mengatakan tahun ini pula kementeriannya berhasil menyalurkan lebih dari 60 persen anggaran KUR ke sektor produksi dengan potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 11 juta orang.