REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan, Jepang mendukung komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, termasuk skema mekanisme transisi energi (energy transition mechanism/ETM) dalam rangka mempercepat transisi energi bersih. Dukungan ini diberikan Menkeu Jepang Shunichi Suzuki dalam pertemuan bilateral sebelum agenda Konferensi Bersama Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF)-JICA.
"Dukungan Jepang terhadap komitmen ini adalah berita yang bagus dan positif," kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (15/2/2023).
Hal tersebut, kata dia, mengingat Presiden Jokowi mendorong konsep ETM di ASEAN Chairmanship and ASEAN+3 Chairmanship Indonesia 2023, serta akan melakukan lebih banyak pameran proyek energi bersih. Jepang memang memberikan perhatian lebih di bidang energi terutama energi terbarukan yang terkait dengan emisi nol bersih karbon.
Di sisi lain, Suzuki juga menyampaikan dukungan terhadap Keketuaan Indonesia pada ASEAN dan ASEAN+3 2023 serta mendukung Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) untuk lebih fleksibel dalam menopang ketahanan ekonomi dan keuangan regional di tengah bencana internasional dan pandemi.
Dalam hal ini, Menkeu Sri Mulyani menyatakan Presiden Joko Widodo juga mendukung inisiatif Jepang untuk membangun fasilitas CMIM yang baru. Ia turut mengapresiasi dukungan Jepang selama Presidensi G20 Indonesia 2022 di tengah tantangan global akibat kondisi geopolitik yang tidak menentu dan pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Jepang akan mendukung peningkatan kapasitas dan peran ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), khususnya untuk ASEAN+3 Finance Process, dengan menjajaki inisiatif baru dan memperkuat tata kelola dan inklusivitas. Mengakhiri pertemuan, Jepang menyatakan terus mendukung Indonesia dalam proses keanggotaan di Financial Action Task Force (FATF) pada Februari 2023.
Sri Mulyani bersama jajaran berpartisipasi dalam Konferensi Bersama IMF-JICA yang diselenggarakan pada 14 Februari 2023 di Tokyo, Jepang. Konferensi ini menjadi forum bagi para menteri dan gubernur bank sentral dari negara-negara Asia Pasifik, serta pejabat IMF dan JICA, untuk bertukar pandangan mengenai perkembangan terkini pasca pandemi.
Konferensi tersebut berfokus pada dua tema utama yaitu "Economic Setbacks from the Pandemic and Fiscal Policies During the Exit Stage" dan "The Role of Fiscal Policy in Addressing Climate Change Challenges and Ensuring a Shift to a More Resilient Economy".