Kamis 10 Nov 2022 10:51 WIB

Strategi Pengrajin Sepatu di Cibaduyut yang Meredup Akibat Gempuran Produk Impor

Pengrajin sepatu kulit berupaya naik kelas lewat Festival Sentra Cibaduyut

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung melihat produk kulit dan alas kaki asli Cibaduyut yang dipajang pada Festival Sentra Cibaduyut di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022). Festival yang diikuti oleh puluhan industri kecil menengah (IKM) sepatu, sendal, tas, dompet dan produk olahan kulit lainnya tersebut sebagai upaya pemulihan ekonomi, serta bentuk promosi untuk mendukung peningkatan produk dalam negeri. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung melihat produk kulit dan alas kaki asli Cibaduyut yang dipajang pada Festival Sentra Cibaduyut di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022). Festival yang diikuti oleh puluhan industri kecil menengah (IKM) sepatu, sendal, tas, dompet dan produk olahan kulit lainnya tersebut sebagai upaya pemulihan ekonomi, serta bentuk promosi untuk mendukung peningkatan produk dalam negeri. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pamor sentra sepatu di kawasan Cibaduyut, Kota Bandung terus mengalami penurunan dalam sepuluh tahun terakhir termasuk di kala masa pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan agar produk yang sempat menjadi pilihan nomor satu konsumen ini dapat kembali berjaya.

Salah seorang pengrajin sepatu di Cibaduyut Syamsuludin mengaku mulai menggeluti bisnis sepatu di Cibaduyut sejak tahun 2006. Ia pun sempat merasakan masa kejayaan bisnis sepatu pada tahun 2000-an.

Namun seiring waktu, pamor sentra industri sepatu di Cibaduyut terus menurun. Ia memperkirakan hal itu terjadi karena gempuran produk impor yang masuk ke Indonesia khususnya ke Kota Bandung."Dulu berjaya bahkan jadi nomor satu, tapi sekarang menurun karena ada produk impor," ujarnya, Kamis (10/11/2022).

Dengan kondisi itu, Syamsuludin memutar otak agar usaha yang dijalaninya tetap berjalan dan tidak macet. Salah satu strategi yang dilakukannya saat ini yaitu menjual produk sepatu secara online serta belajar memahami seluk beluk jual beli di marketplace.

Ia pun berharap agar pemerintah dapat mengintervensi harga bahan baku sepatu dan lebih dipermudah. Sebab dua hal tersebut dapat membuat harga produksi bisa lebih bersaing.

"Dari luar tolong impor jangan dimanja banget perhatikan kami sebagai produk lokal," katanya.

Ia pun berani mengatakan bahwa kualitas produk sepatu Cibaduyut tidak kalah bagus dengan produk impor atau di dalam negeri. Apalagi Cibaduyut sudah dikenal sebagai sentra industri sepatu.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan pihaknya terus berupaya untuk mengembalikan pamor sentra sepatu Cibaduyut di masyarakat melalui berbagai program. Salah satu yang tengah dilaksanakan yaitu Festival Sentra Cibaduyut di Ciwalk sejak tanggal 8 hingga 13 November.

"Tujuan kami melalui Disdagin, festival ini dalam rangka meningkatkan brand sepatu Cibaduyut yang tidak dipungkiri meredup, dengan adanya festival ini brand Cibaduyut naik kelas lagi dan sentra Cibaduyut menjadi tujuan wisata dimana wisatawan datang ke Cibaduyut," katanya.

Ia mengatakan festival sentra Cibaduyut diikuti oleh para pengrajin sepatu, tas, rompi serta lainnya. Total pengrajin sepatu yang ikut dalam acara tersebut sebanyak 22 pengrajin."Ada yang sudah melakukan transaksi jual beli, alhamdulillah," katanya.

Ia mengatakan harga produk sepatu di Cibaduyut bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga mencapai dua juta. Elly mengatakan harga produk sepatu yang ada relatif terjangkau dengan kualitas yang baik.

Ia mengatakan saat ini total pengrajin sepatu di Cibaduyut mencapai 437 orang dengan kebanyakan menjual sepatu secara online. Selanjutnya ke depan pihaknya akan melaksanakan festival sentra industri lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement