Selasa 08 Mar 2022 09:29 WIB

Bank Dunia Setujui Pinjaman dan Hibah Rp 10,422 Triliun untuk Ukraina

Kelompok Bank Dunia berdiri bersama rakyat Ukraina dan kawasan.

 Presiden Bank Dunia David Malpass.
Foto: CNBC.com
Presiden Bank Dunia David Malpass.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia mengatakan dewan eksekutifnya pada Senin (7/3/2022) menyetujui paket pinjaman dan hibah senilai 723 juta dolar AS atau sekitar Rp 10,422 triliun (kurs Rp 14.415 per dolar AS) untuk Ukraina. Paket pinjaman ini memberikan dukungan anggaran pemerintah yang sangat dibutuhkan saat negara itu berperang menghadapi invasi Rusia.

Paket itu termasuk tambahan pinjaman 350 juta dolar AS untuk pinjaman Bank Dunia sebelumnya, ditambah sekitar 139 juta dolar AS melalui jaminan dari Belanda dan Swedia, kata bank itu dalam sebuah pernyataan.Ini juga mencakup 134 juta dolar AS dalam bentuk hibah dari Inggris, Denmark, Latvia, Lituania dan Islandia, serta pendanaan paralel sebesar 100 juta dolar AS dari Jepang.

Baca Juga

Pinjaman dukungan anggaran Bank Dunia biasanya tidak membatasi bagaimana dana tersebut dapat dibelanjakan, tetapi bank mengatakan dukungan "pencairan cepat" akan membantu pemerintah Ukraina menyediakan layanan penting, membayar pekerja rumah sakit, mendanai pensiun dan melanjutkan program sosial.

"Kelompok Bank Dunia mengambil tindakan cepat untuk mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam menghadapi kekerasan dan gangguan ekstrim yang disebabkan oleh invasi Rusia," kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataan.

"Kelompok Bank Dunia berdiri bersama rakyat Ukraina dan kawasan. Ini adalah langkah pertama dari banyak langkah yang kami ambil untuk membantu mengatasi dampak ekonomi dan kemanusiaan yang luas dari krisis ini."

Bank tersebut mengatakan akan terus mengerjakan paket dukungan senilai 3 miliar dolar AS lainnya untuk Ukraina dalam beberapa bulan mendatang dan dukungan tambahan untuk negara-negara tetangga yang menerima pengungsi Ukraina, sekarang melebihi 1,7 juta, kebanyakan wanita, anak-anak dan orang tua.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement