REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Staf maskapai Cathay Pacific Airways cemas mengenai perusahaan akan diambil alih China. Kecemasan tersebut muncul saat para staf diundang ke pertemuan daring dengan manajemen senior namun muncul pertanyaan apakah maskapai berbendera Hong Kong akan diambil alih oleh pemegang saham milik Air China.
Berdasarkan rekaman yang didengar Bloomberg, Senin (7/3/2022), Chief Executive Officer Cathay Augustus Tang menolak gagasan tersebut. Tang menyebut hal tersebut sangat sensasional dan hipotesis serta tidak benar.
Meskipun begitu, pilot, pramugari, dan karyawan lainnya tidak yakin. Staf maskapai memiliki kecemasan dan ketidakpercayaan pada maskapai berusia 75 tahun itu.
Juru bicara Cathay Andy Wong mengatakan tidak ada perubahan pada struktur kepemilikan saham maskapai. Meskipun menghadapi keadaan yang cukup menantang, Cathay Pacific yakin akan status jangka panjang Hong Kong sebagai pusat penerbangan global dan posisi maskapai sebagai pusatnya.
Sebelumnya, pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 berdampak kepada operasional Cathay Pacific. Semenjak keadaan muncul, maskapai bergantung kepada operasional kargo untuk mencari pendapatan.
Cathay Pacific telah lama menjadi roda penggerak penting dalam fungsi Hong Kong sebagai pusat keuangan dan hub transit Asia. Di sisi lain, pengaruh China yang semakin besar dalam segala hal mulai dari politik hingga hukum dan pendidikan memicu demonstrasi pada 2019 dan telah mendorong beberapa eksodus.