Senin 06 Dec 2021 16:22 WIB

BUMN dan Swasta Diminta Genjot Produksi Gula Tebu

Kebutuhan pangan Indonesia ke depan diupayakan tidak terus tergantung impor

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Truk pengangkut tebu bongkar muatan di Pabrik Gula Glenmore, PTPN XII, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Pada musim buka giling 2021 PT. Industri Gula Glenmore menargetkan peningkatan produksi gula dari sebelumnya 44 ribu ton tahun 2020 menjadi 55 ribu ton gula yang dapat mensuplai kebutuhan gula nasional mencapai 2 persen.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Truk pengangkut tebu bongkar muatan di Pabrik Gula Glenmore, PTPN XII, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Pada musim buka giling 2021 PT. Industri Gula Glenmore menargetkan peningkatan produksi gula dari sebelumnya 44 ribu ton tahun 2020 menjadi 55 ribu ton gula yang dapat mensuplai kebutuhan gula nasional mencapai 2 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong kerja sama antara perusahaan pelat merah bersama industri gula swasta dalam mendorong peningkatan produksi gula tebu dalam negeri. Kerja sama dalam komoditas gula sangat dibutuhkan pemerintah agar dapat mencapai swasembada gula nasional.

“Tidak bisa lagi Kementerian, BUMN, industri dan privat sektor berjalan sendiri. Harus bisa kita melakukan upaya-upaya bersama,” kata Syahrul seperti dikutip dalam keterangan resminya, Senin (6/12).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, penguatan industri gula juga tidak hanya terkait perspektif lahan. Namun juga perlu peningkatan produktivitas dengan mengganti varietas, strategi industri, revitalisasi pabrik gula, industri produk turunan, serta membuat benchmark kepada negara yang sudah sukses memproduksi gula.

Di tengah masa pandemi saat ini, kebutuhan pangan Indonesia ke depan harus diupayakan untuk tidak tergantung terus dengan importasi. Karenanya, perlu upaya maksimal dari para stakeholder dengan mengedepankan kolaborasi dan aksi nyata untuk dapat mewujudkan kemandirian pangan melalui kolaborasi dan inovasi. “Kita harus mandiri, tidak boleh tergantung terus dengan importasi yang besar di gula. Kalau impor terus kapan negara ini bisa lebih mandiri,” katanya.

Mengenai perluasan lahan perkebunan tebu, Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan, pihaknya melakukan upaya untuk bisa menelisik lebih jauh potensi kesesuaian dan kapabiliti lahan untuk tebu. “Kami telah melakukan pemetaan di beberapa pulau untuk perluasan tebu berdasarkan kesesuaiannya,” kata dia.

Ia menambahkan, Kementerian Pertanian juga siap bersinergi bersama BUMN untuk mengidentifikasi lebih jauh dan mencocokan rencana BUMN untuk mengembangkan area-area baru. “Sehingga kami dapat membuat data spasial yang lebih konkrit untuk bisa dimanfaatkan,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement