Rabu 01 Dec 2021 16:37 WIB

Terpukul Pandemi, Pasar Waralaba RI Masih Dikuasai Asing

Omzet bisnis waralaba di Indonesia mencapai sekitar Rp 54,4 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Waralaba, ilustrasi

Potensi masih besar 

Potensi pertumbuhan bisnis waralaba dinilai masih sangat besar. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, mengatakan hal tersebut salah satunya karena Indonesia didukung oleh pangsa pasar yang besar dan terus bertumbuh. 

Sepanjang 2021 ini, menurut Oke, peningkatan bisnis waralaba telah mencapai 3 persen meski di tengah pandemi. Setidaknya masih ada 2300 peluang bisnis waralaba yang bisa dikembangkan ke depannya. 

"Peluang untuk mengembangkan bisnis waralaba selalu terbuka. Semoga di 2022 pandemi bisa lebih dikendalikan dan ini membuka peluang untuk peningkatan lebih banyak lagi," kata Oke Rabu (1/12).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, perkembangan bisnis waralaba masih didominasi oleh usaha di bidang makanan dan minuman dengan porsi mencapai 58,37 persen. Bidang usaha yang juga diminati yaitu ritel dengan porsi 15,31 persen, disusul jasa pendidikan nonformal sebesar 13,40 persen. 

Selanjutnya, bidang usaha waralaba yang banyak digeluti adalah jasa kecantikan dan kesehatan dengan kontribusi mencapai 6,22 persen. Kemudian jasa penatu (laundry) sebanyak 3,35 persen, dan jasa perantara perdagangan properti sebanyak 3,35 persen.

Adapun omzet bisnis waralaba mencapai sekitar Rp54,4 miliar yang terus mengalami pertumbuhan hingga 5 persen setiap tahunnya. Hingga saat ini, setidaknya terdapat 93.732 gerai waralaba yang beroperasi dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 628.622 orang.

Oke mengakui, pasar domestik saat ini masih banyak dikuasai oleh asing. Usaha waralaba asing yang masuk ke Indonesia jumlahnya lebih banyak yaitu mencapai 630, sedangkan lokal hanya sekitar 120. Meski demikian, waralaba lokal yang menembus pasar mancanegara juga sudah mulai banyak. 

"Tidak menutup kemungkinan ada brand waralaba lokal yang menembus pasar internasional. Beberapa diantaranya ada ritel seperti Alfamart hingga kuliner seperti J.Co," kata Oke. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement