Jumat 03 May 2024 21:05 WIB

Visa: Pendapatan UKM Milik Wanita Naik Sejak Adopsi Pembayaran Digital

Visa meluncurkan Program Akselerator UKM di Indonesia pada 2023.

UMKM atau pun kelompok industri kecil di Indonesia, banyak dikelola oleh perempuan, seperti produk makanan, pakaian jadi, tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta barang anyaman dan rotan.
Foto: Dok. BRI
UMKM atau pun kelompok industri kecil di Indonesia, banyak dikelola oleh perempuan, seperti produk makanan, pakaian jadi, tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta barang anyaman dan rotan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Visa, perusahaan teknologi pembayaran, menunjukkan bahwa sebanyak 54 persen usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia yang dipimpin oleh perempuan mengalami pertumbuhan pendapatan sejak mengadopsi sistem pembayaran digital.

Tak hanya UKM yang dimiliki perempuan, Visa juga mencatat bahwa peningkatan pendapatan dialami oleh 48 persen usaha mikro sejak menggunakan pembayaran digital dalam operasional bisnis mereka.

Baca Juga

"Usaha kecil dan menengah merupakan kekuatan pendorong di balik pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Visa bangga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan mereka dengan menyediakan solusi pembayaran digital yang aman dan nyaman," kata Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Sebanyak 83 persen UKM mengakui bahwa pengelolaan bisnis menjadi lebih mudah berkat digitalisasi pembayaran. Dompet digital dipilih sebagai penyedia pembayaran digital utama bagi UKM, terutama yang dipimpin oleh perempuan (82 persen) yang disurvei di Indonesia.

Menurut survei tersebut, UKM yang menerima pembayaran digital berupa kartu mengalami peningkatan omzet paling signifikan (74 persen). Pembayaran digital memungkinkan transfer instan dan transaksi non-tunai untuk meningkatkan pengalaman bertransaksi.

Pemilik Balerina Fashion Makloon Premium Rina Iswahyuni mengakui, bisnis yang dia jalankan semakin berkembang sejak mengaktifkan pilihan metode pembayaran digital untuk pelanggan.

Dengan digitalisasi pembayaran, Rina merasa senang karena mendapatkan kenyamanan, kecepatan, dan kemampuan untuk melacak catatan pembayaran dengan mudah. Metode tersebut juga memberikan pilihan pembayaran non-tunai yang nyaman bagi pelanggannya.

"Saya berharap dapat mengembangkan usaha saya ini hingga ke luar negeri. Untuk itu, memungkinkan pembayaran lintas batas akan sangat membantu saya mengembangkan basis pelanggan saya hingga ke luar Indonesia," kata Rina.

UMKM memiliki posisi yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh sebab itu, Visa berkomitmen untuk terus mendukung inklusi keuangan dan tujuan digitalisasi pemerintah Indonesia.

Dukungan tersebut, menurut Riko, termasuk memberdayakan UKM yang merupakan pilar ekonomi dengan memperkenalkan solusi keuangan dan pembayaran yang inovatif agar mereka dapat membangun fondasi untuk mengembangkan bisnis.

Sebagai bentuk dukungan terhadap UKM, Visa meluncurkan Program Akselerator UKM di Indonesia pada 2023. Dukungan kepada UKM dan mitra dalam program tersebut diberikan melalui harga yang kompetitif, proses penerimaan yang lebih cepat, dan dukungan menyeluruh untuk masuk ke pasar.

Menurut Visa, inisiatif Akselerator UKM yang diperluas juga akan berfokus pada kemitraan yang lebih luas dengan para peserta ekosistem untuk melayani penjual yang lebih kecil dan mempercepat penerapan solusi bagi UKM.

Visa juga menjalankan program literasi keuangan tahunan yang disebut "Ibu Berbagi Bijak" sejak tahun 2017 yang hingga saat ini telah memberikan dampak positif bagi lebih dari 1.400 perempuan melalui skema workshop dan mentoring.

Program "Ibu Berbagi Bijak" juga telah memberikan dampak positif kepada lebih dari 1.000 UMKM di Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, dan Jawa Barat pada rentang 2021-2023, berkat kerja sama dengan Maxi Consulting serta didukung oleh pemerintah dan regulator.

Sementara itu, Visa Foundation juga telah mencanangkan bantuan dana sebesar 100 juta dolar AS selama lima tahun untuk mempercepat akses bagi UKM yang kurang terwakili dan dipimpin oleh perempuan di negara-negara Asia Pasifik atau APEC, termasuk Indonesia. Dari hampir 67 juta UKM yang dijangkau Visa secara global, sekitar 29,6 juta berasal dari ekonomi APEC, dengan 10,9 juta di antaranya adalah UKM yang dipimpin oleh perempuan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement