REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pangsa pasar yang besar di Indonesia, ditambah dengan kondisi perekonomian yang stabil membuat waralaba asing semakin giat mengembangkan usahanya di Tanah Air.
"Setiap bulannya, dua waralaba asing masuk ke pasar domestik. Kualitas dan sistem yang telah teruji membuat waralaba asing diminati pelaku usaha dalam negeri," kata Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy ketika dihubungi di Jakarta, Selasa malam, terkait dengan semakin menjamurnya waralaba asing di industri makanan di Tanah Air.
Amir mengakui waralaba asing memiliki sistem yang lebih baik dibandingkan waralaba lokal, sehingga mereka lebih mudah diterima oleh masyarakat. "Untuk waralaba asing, mutu serta sistem usahanya sudah teruji di pasar internasional. Sedangkan waralaba lokal, sistem dan kualitas sumber daya manusianya masih tertinggal dengan waralaba asing, sehingga mereka masih membutuhkan waktu untuk menguji pasar," ujarnya.
Menurut Amir, dalam bisnis waralaba di Indonesia, pemain lokal tercatat mencapai jumlah 650 dan 450 waralaba asing. Pada 2012, diprediksi akan masuk 100 waralaba asing ke Indonesia.
Hingga akhir 2011 tercatat ada 400 waralaba asing yang sudah beroperasi di Indonesia dengan omzet mencapai sekitar Rp114 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 60 persen disumbangkan oleh waralaba asing.
"Pertumbuhan rata-rata waralaba asing cukup signifikan. Diharapkan pemilik waralaba lokal dapat memperbaiki mutu dan kualitas sumber daya manusianya agar mempunyai daya saing," paparnya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, saat ini pertumbuhan usaha waralaba asing lebih besar dibandingkan dengan waralaba lokal.
"Pertumbuhan waralaba asing mencapai sekitar 10 persen per tahun, sedangkan waralaba lokal hanya tumbuh dua persen. Dari jumlah usaha waralaba lokal yang ada di Indonesia sekitar 1.500 waralaba, hanya sekitar delapan persen yang bisa disebut waralaba, selebihnya adalah tawaran kesempatan bisnis dengan tajuk kemitraan," katanya.