REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bidang kuliner masih mendominasi bisnis waralaba di Indonesia dan menjadi primadona. Itu karena pasar yang besar, serta kemudahan menjalankan usaha dengan dukungan pemilik waralaba.
Dilansir dari Antara, Kamis (23/3/2023), Kementerian Perdagangan menyebut kuliner sebagai bidang yang mendominasi bisnis waralaba di Indonesia dengan porsi sebesar 53 persen, diikuti bidang ritel sebesar 15,3 persen pada tahun 2021.
Bisnis waralaba kuliner memiliki tingkat risiko rendah dan potensi keuntungan yang lebih besar karena branding yang sudah terbentuk. Namun pemegang waralaba umumnya adalah pebisnis pemula, dan sayangnya tidak sedikit yang gagal sebab belum adanya sistem operasional bisnis yang matang.
Berdasarkan laporan tahunan yang dihimpun, kegiatan usaha waralaba pada tahun 2020 berkontribusi sebesar 1,0 persen dari PDB Indonesia. Adapun total gerai yang berhasil dibuka dan dioperasikan mencapai 93.732 gerai dan berhasil menyerap sebanyak 628.622 tenaga kerja.
Waralaba dipandang sebagai sebuah solusi untuk pengusaha pemula dalam mengawali bisnis dengan aman, dan lahirnya para pengusaha lokal baru diyakini dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan bisnis waralaba dan iklim usaha yang positif.
Pemerintah memperkirakan tren pertumbuhan bisnis waralaba akan terus meningkat seiring dengan naiknya permintaan dan respon yang baik dari masyarakat.
Pada 2021 saja, pertumbuhan waralaba di Indonesia tercatat sebanyak 113 pemberi waralaba dalam negeri yang telah memiliki legalitas STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba). Jumlah tersebut dikatakan naik 5 persen dari tahun sebelumnya.
Berangkat dari hal itu, 8Spices menawarkan bisnis waralaba makanan nasi bakar dan ayam penyet dengan harga yang terjangkau. Pendiri 8Spices Abraham Hendrata mengungkapkan, resto 8Spices yang mengandalkan berbagai macam jenis nasi bakar dan ayam penyet menawarkan skema waralaba mulai dari Rp 70 juta.
“Dengan modal Rp70 juta, mitra 8spices mendapatkan lisensi kemitraan selama 3 tahun, perlengkapan masak, marketing tools, software POS selama 1 tahun, training karyawan dan SOP book, review influencers dan produk opening gratis,” kata Abraham.
Ia menjelaskan, dengan rata-rata transaksi per hari sekitar 70 porsi dan rata-rata nominal transaksi Rp 35 ribu maka net profit yang bisa didapat mencapai Rp 15,4 juta per bulan. Selain skema waralaba dengan harga Rp 70 juta, ada juga dengan skema Rp 120 juta dan Rp 150 juta.
“Yang kami sajikan lauknya ada diluar nasi bakar bukan di dalam seperti nasi bakar pada umumnya, jadi dipastikan customer merasa kenyang,” ungkap sosok yang merupakan jebolan dari Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, jurusan room division management.
Ia menambahkan, target jangka pendek yang ingin dicapai adalah membuka lebih banyak lagi franchise atau waralaba. Namum, dia tidak ingin latah seperti waralaba lain yang membuka banyak cabang tapi juga banyak yang tutup.
“Kami ingin buka waralaba lagi tapi mungkin tidak akan terlalu banyak, jadi akan kami seleksi lebih ketat. Lalu target jangka panjang saya adalah gerai 8Spices ada di seluruh Indonesia, dan saat ini sedang ada promo bulan Ramadhan," kata dia.