Selasa 18 May 2021 01:05 WIB

Penarikan Uang Tunai Saat Lebaran Meningkat

Tercatat penarikan uang tunai per 16 Mei 2021 sebesar Rp 15,6 triliun per minggu.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan mengitung tumpukan uang tunai pecahan besar di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta (ilustrasi). Prayogi/Republika
Foto:

Sementara Bank Indonesia (BI) mencatat peredaran uang kartal selama periode lebaran 2021 secara nasional sebesar Rp 154,5 triliun. Adapun realisasi ini meningkat 41,5 persen dibandingkan periode lebaran tahun sebelumnya sebesar Rp 109,2 triliun.

Kepala Divisi Relasi Media dan Opinion Maker Departemen Komunikasi BI Irfan Farulian mengatakan peningkatan perputaran uang tersebut mencerminkan asumsi pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga kuartal kedua 2021.

“Selain itu, bertambahnya permintaan uang kartal pada periode lebaran tahun ini juga disebabkan adanya program bantuan sosial tunai pemerintah yang dibayarkan bertepatan dengan periode lebaran,” ujarnya kepada wartawan. 

Kemudian realisasi penarikan uang kartal perbankan di wilayah Jabodetabek hingga 11 Mei 2021 atau hari operasional terakhir sebelum lebaran sebesar Rp3 4,8 triliun atau naik sekitar 61 persen dibandingkan dengan penarikan uang kartal pada periode lebaran tahun lalu sebesar Rp 21,7 triliun.

“Pelarangan mudik lebaran 2021 kali ini yang berada dalam masa PPKM Mikro juga dapat diperhitungkan sebagai faktor penambah permintaan uang kartal pada periode lebaran tahun ini,” ucapnya.

Dari sisi pemerintah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini tren pertumbuhan ekonomi bakal ke arah positif pada kuartal mendatang. Hal ini ditandai oleh sejumlah indikator seperti Purchasing Managers Index (PMI) sebesar 54,6, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di zona optimistis yatu 101,5, dan kinerja ekspor dan impor yang sudah membaik.

Lalu, belanja pemerintah tumbuh positif, serta beberapa sektor yang tumbuh positif seperti informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, pertanian, properti dan industri.

“Adanya PPnBM dan PPN ditanggung pemerintah ini sekarang sudah ke arah yang positif, dan terjadi kenaikan yang cukup tinggi. Kita lihat PMTB sudah mendekati 0 atau minus 0,23, ekspor 6,74 persen, bahkan lebih tinggi dari pre-Covid demikian juga impor barang modal dan konsumsi 5,27 persen,” ungkapnya.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Samual menilai target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar tujuh persen pada kuartal dua 2021 masih relevan. Hal ini seiring dengan kepercayaan konsumsi masyarakat yang semakin tinggi.

"Dengan tren pertumbuhan ekonomi awal tahun yang bagus, pertumbuhan ekonomi lima persen pada kuartal kedua sudah di tangan. Dengan sedikit dorongan kinerja ekonomi pada periode puasa lebaran dan sisa kuartal ini, target tujuh persen masih sangat relevan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement