Selasa 27 Apr 2021 05:41 WIB

Syailendra Nilai Investor Butuh Investasi di Reksadana Pasif

Syailendra Capital menyebut reksadana aktif miliki kinerja di bawah benchmark

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Layar besar menunjukan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Perusahaan manajer investasi, Syailendra Capital menilai sejak 2005 sampai 2020, reksadana aktif di Indonesia memiliki kinerja di bawah benchmark yang menjadi acuan kinerja secara tahunan. Sebagian besar reksadana saham aktif mencatatkan kinerja di bawah benchmark pada 11 dari 16 tahun terakhir.  Ilustrasi
Foto:

Kedua, Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Fund. Passive Fund yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Fund adalah reksa dana indeks yang berinvestasi pada saham-saham dengan skor ESG yang baik dan bertujuan untuk memperoleh imbal balik yang menarik dalam jangka panjang. Reksa dana juga termasuk reksa dana indeks ETF sehingga investor dapat memperdagangkannya kapan saja karena tidak perlu menunggu NAB harian.  

ESG adalah singkatan dari dari Environment, Social, and Good Governance. Artinya, reksa dana berbasis ESG berisi emiten-emiten yang bertanggung jawab secara lingkungan, sosial dan memiliki tata kelola yang baik. 

Fajar melanjutkan, reksadana ini memiliki mandat utama yaitu berinvestasi pada efek saham sesuai dengan bobot indeks yang ingin direplikasi. Tujuan utama dari reksa dana ini adalah untuk memberikan tingkat imbal hasil yang menyerupai indeks acuannya. 

“Hal ini berbeda dengan reksa dana aktif. Tujuan utamanya untuk mengalahkan indeks acuan, sehingga investor memiliki eksposur risiko yang lebih tinggi terhadap manajer investasi,” ucapnya.

Keberhasilan dari pengelolaan suatu ReksaDana Indeks, yaitu jika kinerja reksa dana tersebut sama persis dengan kinerja indeks yang digunakan. Namun, umumnya tidak pernah terjadi karena ada biaya-biaya yang harus dibayar oleh reksa dana tersebut, yaitu biaya manajemen untuk manajer investasi, biaya bank kustodian, dan biaya transaksi jual beli saham atau obligasi. 

Oleh sebab itu, ukuran keberhasilan yang sering digunakan seberapa kecil perbedaan antara kinerja suatu reksadana indeks dengan kinerja indeks itu sendiri yang dikenal dengan istilah Standard Error (SE). Adapun besaran SE yang digunakan dalam suatu reksa dana indeks umumnya sebesar satu persen.

 

“Artinya manajer investasi akan berusaha keras agar kinerja reksa dananya perbedaan maksimumnya hanya satu persen lebih tinggi atau lebih rendah dari indeks yang digunakan,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement