REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin petani sejahtera melalui penerapan program pompanisasi, sehingga bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang awalnya mampu satu atau dua kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali setahun.
"Kami meyakini program pompanisasi dapat meningkatkan produksi pangan dan bermuara pada kesejahteraan petani," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi di Lebak, Selasa (21/5/2024).
Kementan saat ini fokus peningkatan produksi pangan nasional, sehingga didorong melalui penerapan program pompanisasi untuk melaksanakan gerakan percepatan tanam. Selain itu, juga petani jika panen terus dilanjutkan kembali jangka waktu 14 hari melakukan gerakan percepatan tanam. Kebijakan Kementan itu dalam upaya mendongkrak produksi pangan juga kesejahteraan petani.
Saat ini, baru kali pertama pendapatan usaha pertanian pangan dirasakan petani dengan harga gabah panen berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per kilogram.
"Kami optimistis kehidupan petani menjadi lebih baik dan sejahtera dengan harga gabah panen itu," kata Suwandi.
Menurut dia, Kementan menyediakan paket pompanisasi untuk melaksanakan gerakan percepatan tanam. Mereka petani tadah hujan yang biasa melakukan gerakan tanam satu kali tanam, namun dengan pompanisasi dapat tiga kali tanam selama setahun.
"Kami minta petani tinggal koordinasi dengan Dinas Pertanian provinsi maupun kabupaten/kota untuk penyediaan pompanisasi," kata dia.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan Kementan merealisasikan penyaluran bantuan pompanisasi sebanyak 262 unit untuk mendukung peningkatan produksi pangan. Penyaluran bantuan pompa itu dengan ukuran 2,3 dan 6 inci bisa mengaliri persawahan ribuan hektare.
Dengan demikian, bantuan dari Kementan sebanyak 262 unit juga ditambah pompa yang ada di petani lokal, sehingga total 362 unit. "Kita berharap sisanya kekurangan pompa sebanyak 148 unit lagi bisa dibantu oleh pemerintah provinsi dan kabupaten," kata Deni.
Ia menyebutkan kebutuhan pompa untuk ketersediaan pasokan air di Kabupaten Lebak sangat diperlukan, terutama menghadapi musim kemarau panjang. Apabila terpenuhi ketersediaan pompa itu dipastikan petani bisa melakukan gerakan tanam dengan menyedot sumber air permukaan seperti aliran sungai, embung dan mata air.
Jumlah areal persawahan baku di Kabupaten Lebak seluas 51.297 hektare dan jika terpenuhi pompa, bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari dua kali musim tanam menjadi empat kali musim tanam per tahun. "Kami tidak terbayangkan jika gerakan tanam hingga tiga kali musim tanam per tahun bisa tanam 150 hektare dan dipastikan Lebak mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional," kata alumnus UGM itu.