REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konversi sekitar 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan pembangkit listrik berbasi Energi Baru Terbarukan (EBT) diprediksi bakal mencapai 2 gigawatt (GW) untuk total kapasitasnya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana bilang berdasarkan pemetaaan saat ini 5.200 PLTD tersebut tersebar di wilayah Indonesia Timur.
"Lebih banyak di Indonesia Timur itu, totalnya hampir 2 GW, cukup besar kalau kita bisa susun suatu program bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)," ujar Dadan di Kementerian ESDM, Kamis (14/1).
Dadan menambahkan, program bersama yang disusun anntinya bakal membantu PLN dalam upaya menjaga tingkatan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Untuk itu, ia memastikan pembangkit EBT yang akan menggantikan PLTD diharapkan tidak menambah BPP PLN demi menjaga agar tidak ada kompensasi pasalnya kualitas listrik dan harga listrik yang dihadirkan sama atau lebih baik dari PLTD eksisting.
Ia melanjutkan, konversi ini juga berpotensi menurunkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selama ini harus dikeluarkan untuk bahan bakar PLTD.