Jumat 30 May 2025 17:47 WIB

Pemerintah Bangun 47 Ribu Km Transmisi Listrik, Jangkau Daerah Terpencil

Investasi Rp 565 triliun disiapkan, serap lebih dari 880 ribu tenaga kerja.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Salah satu tiang transmisi SUTET 500 kV Muara Karang Baru – Duri Kosambi yang menjadi salah satu tonggak keandalan sistem kelistrikan di Jakarta.
Foto: Dok Istimewa
Salah satu tiang transmisi SUTET 500 kV Muara Karang Baru – Duri Kosambi yang menjadi salah satu tonggak keandalan sistem kelistrikan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah menyiapkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia. Salah satu langkah strategis yang dirancang adalah pembangunan jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) secara bertahap dalam satu dekade ke depan.

Jaringan transmisi ini akan menghubungkan listrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ke gardu induk milik PT PLN (Persero), kemudian disalurkan melalui jaringan distribusi ke pelanggan atau pengguna akhir. Rencana tersebut tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034. Pembangunan ini diharapkan mampu memperkuat interkoneksi pembangkit EBT hingga ke rumah tangga.

Baca Juga

“Untuk bisa menghubungkan energi baru terbarukan ini, kita harus punya jaringan. Target kita EBT 23 persen, tapi saat ini baru 15–16 persen. Semua sudah programkan EBT, tapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini masalah besar,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Jumat (30/5/2025).

Dari total panjang jaringan yang direncanakan, wilayah Jawa, Madura, dan Bali menjadi yang terpanjang dengan 13,9 ribu kms. Selanjutnya Sumatera akan dibangun 11,2 ribu kms, Kalimantan 9,8 ribu kms, Sulawesi 9,0 ribu kms, dan kawasan Maluku, Papua, serta Nusa Tenggara sebesar 3,9 ribu kms.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun tambahan gardu induk dengan kapasitas mencapai 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh Indonesia.

Proyek besar ini membuka peluang investasi sebesar Rp 565,3 triliun serta menciptakan potensi lapangan kerja bagi sekitar 881.132 tenaga kerja di sektor manufaktur, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan untuk transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi.

Bahlil menekankan pentingnya memaksimalkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini guna meningkatkan perekonomian nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Saya harapkan tidak ada impor. Semua dimaksimalkan untuk industri dalam negeri. Karena investasinya sekitar Rp 400–500 triliun hanya untuk transmisi dan gardu induk,” tegasnya.

Ia menambahkan, ini merupakan peluang strategis untuk memperkuat posisi industri nasional dalam mendukung proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement