Sabtu 26 Dec 2020 07:18 WIB

Disiplin Kendalikan Pandemi Kunci China Pulihkan Ekonomi

Dari peringkat pertama, China kini berada di urutan ke-80 penambahan kasus Covid.

Sejumlah orang tua menjemput anaknya sepulang dari sekolah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada 20 November 2020.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Sejumlah orang tua menjemput anaknya sepulang dari sekolah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada 20 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Semua mencatat China sebagai negara pertama yang dilanda wabah virus corona jenis baru yang belakangan dikenal dengan Covid-19. Sebagai negara pertama yang dilanda pandemi, sektor ekonomi China juga yang terkena dampak parah.

China dengan pertumbuhan ekonominya yang selalu tertinggi di dunia harus menerima kenyataan itu pada awal 2020. Pertumbuhan ekonomi China pada 2019 mencapai 6,1 persen atau sedikit turun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 6,6 persen.

Baca Juga

Namun, China terpaksa harus menerima kenyataan minus 6 persen pada kuartal pertama 2020. Jatuhnya ribuan korban jiwa pada awal-awal Covid-19 menyerang hingga diterapkannya penutupan total akses wilayah atau lockdown di Wuhan pada 23 Januari 2020 menjadi pil pahit yang harus ditelah China.

Semua aktivitas industri terhenti sehingga motor penggerak perekonomian di negara berpenduduk terbesar di dunia itu mandek total. Tata kelola pemerintahan daerah, khususnya Wuhan dan sekitarnya yang menjadi episentrum Covid-19, dibenahi.

Para pejabat di semua tingkatan, terutama di daerah, diganti dan dimutasi untuk memuluskan kampanye anti-Covid-19 yang dicanangkan Presiden China Xi Jinping pada 20 Januari 2020. Inovasi teknologi di bidang kesehatan, mulai penyediaan reagen dan obat-obatan hingga pengembangan vaksin, digencarkan sebagai elemen terpenting dalam menjamin pemulihan perekonomian kelak.

Saat tulisan ini dibuat, vaksin Covid-19 di China sedang dalam uji coba klinis tahap ketiga. Walau begitu, hasilnya relatif menjanjikan.

Namun, yang lebih penting daripada sekadar ketersediaan vaksin adalah kebijakan pengendalian dan pencegahan pandemi yang ketat. Bicara soal kebijakan ketat, China memang jagonya.

Negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu memiliki sistem pemerintahan dengan komando jelas. Bawahan salah menerjemahkan perintah atasan, langsung dipecat.

Tidak ada kata negosiasi, apalagi toleransi demi sebuah solusi sehingga rakyatnya pun merasa terlindungi. Sampai tulisan ini diturunkan kasus Covid-19 di China tercatat 86.899 positif, 81.950 sembuh, dan 4.634 kematian.

Setelah dalam rentang empat bulan pertama 2020 selalu menduduki peringkat pertama kasus Covid-19, kini China bertengger di urutan ke-80 dunia dengan penambahan kasus harian rata-rata satu digit atau setidak-tidaknya belasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement