REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, financial technology atau fintech memberikan kemudahan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mengakses modal kerja. Sebab saat ini, sebanyak 23 juta UMKM belum mendapat akses pembiayaan dari perbankan.
"Ekonomi digital tidak hanya bicara aspek pemasaran tapi bicara teknologi finansial atau akses pembiayaan murah menggunakan teknologi digital," ujar Teten dalam webinar yang digelar KoinWorks, Kamis (3/12). Berdasarkan data, lanjutnya, fintech Peer to Peer (P2P) Lending telah membantu 13 ribu UMKM.
"Dari data itu saya kira, fintech mulai banyak membantu UMKM yang belum bankable. Pada Undang-Undang (UU) Cipta Kerja disebutkan pula alternatif pembiayaan di luar perbankan seperti modal ventura, crowdfunding, dan lainnya, saya kiea sudah diakomodasi bantu perkembangan kapasitas," tutur dia.
Ia menambahkan, akses pembiayaan dan literasi keuangan melalui digital sudah cukup baik. "Sudah mencapai 35,5 persen dan akan terus kita tingkatkan. Pendanaan bagi UMKM terus disediakan, kita minta betul-betul sebagai komplementer pembiayaan UMKM," ujar Teten.
Dirinya meminta agar fintech tidak ragu menyalurkan pembiayaan ke UMKM. Sebab pemerintah terus membantu produk UMKM agar terserap pasar.
"Salah satu pasar penting UMKM yaitu belanja kementerian dan lembaga. Maka dalam UU Cipta Kerja, 40 persen belanja kementerian dan lembaga termasuk BUMN harus lewat UMKM. Jadi diharapkan pembiayaan bisa lebih confidence biayai UMKM karena produk sudah pasti terserap," jelas Teten.
Ia pun mengapresiasi fintech yang telah memudahkan akses pembiayaan bagi UMKM. Terutama pelaku usaha mikro yang belum bankable.