REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Sandiaga Uno mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) membutuhkan perbaikan arus kas di tengah pandemi Covid-19. Dengan begitu, kegiatan bisnisnya tetap berjalan.
"Saat ini terdapat 60 juta pelaku usaha UMKM yang terdampak Covid-19, sekitar 85,42 persen diperkirakan hanya mampu bertahan selama setahun," kata Sandiaga yang juga penggagas Relawan Indonesia Bersatu (RIB) saat memberikan orasi ilmiah wisuda online Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IBS, Ahad.
Menurut Sandiaga, pelaku UMKM membutuhkan program pendanaan yang dapat mengatasi persoalan arus kas agar mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi makro akibat pandemi Covid-19. Ia menyebut, mayoritas UMKM, terutama usaha rumahan, terkena dampak pandemi dari sisi pasokan dan permintaan.
"Karenanya, Indonesia Banking School (IBS) mesti mampu memberikan solusi itu," kata mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini.
Seiring tren layanan keuangan ke digital, Sandiaga mengatakan, financial technology (fintech) kini menjadi pembiayaan utama dibanding periode sebelumnya yang hanya sebagai pembiayaan alternatif. Artinya, ada berkah bagi sebagian usaha, seperti pembiayaan dan pembayaran.
Sandiaga berharap, para lulusan IBS diharap dapat merangkul teknologi dan bermitra dengan fintech untuk memulihkan ekonomi. "Bangkitkan ekonomi Indonesia. Ciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya sehingga UMKM dapat bebas dari masalah keuangan," katanya di hadapan peserta wisuda yang untuk pertama kalinya digelar secara daring (online).
IBS mewisuda sebanyak 247 wisudawan dari berbagai program studi jenjang Strata 1 dan Strata 2 menjalani prosesi wisuda XIII Tahun Akademik 2019/2020, mulai dari pukul 12.30-18.00 WIB. Acara wisuda daring ini dibuka dan dipimpin oleh Ketua STIE IBS Dr Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono SH LLM di ruang lobi STIE IBS Kemang, Jakarta Selatan.