REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konektivitas internet berkecepatan tinggi mulai menjadi standar baru layanan maskapai seiring meningkatnya kebutuhan penumpang untuk tetap terhubung selama perjalanan udara. Tren ini mendorong maskapai global mempercepat investasi pada teknologi Wi-Fi di pesawat, terutama untuk penerbangan jarak jauh yang menuntut kenyamanan digital lebih tinggi.
Maskapai memperluas cakupan layanan internet gratis hingga kecepatan yang mendekati layanan rumah tangga, menjadikan akses digital sebagai bagian penting dari pengalaman perjalanan modern. Qatar Airways menjadi salah satu maskapai yang paling agresif mengadopsi layanan ini melalui pemasangan Starlink pada lebih dari 100 pesawat widebody.
Maskapai tersebut mencatat lebih dari 30.000 penerbangan yang terhubung sejak layanan pertama kali diterapkan pada Oktober 2024. Qatar Airways kini menjadi satu-satunya operator di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) yang menyediakan Wi-Fi gratis dari gerbang ke gerbang di lebih dari separuh armada widebody-nya.
Chief Executive Officer Qatar Airways Group Engr. Badr Mohammed Al-Meer mengatakan, percepatan pemasangan dilakukan untuk memenuhi tuntutan penumpang terhadap konektivitas yang lebih baik. “Kami telah mempercepat peluncuran Starlink, melampaui jadwal semula karena menghadirkan pengalaman perjalanan terbaik bagi penumpang adalah prioritas kami, bukan sekadar rencana jangka panjang,” kata Al-Meer dalam siaran pers, Rabu (19/11/2025).
Ia menyebut lebih dari 100 pesawat telah terhubung Starlink hingga saat ini. Menurut Al-Meer, sekitar 200 penerbangan harian Qatar Airways kini menawarkan layanan internet tanpa hambatan dengan kecepatan yang melampaui banyak layanan Wi-Fi rumah.
“Baik untuk bekerja, streaming film, maupun tetap berkomunikasi dengan orang terdekat, konektivitas di ketinggian 35.000 kaki tidak pernah semudah ini,” ujarnya.
Qatar Airways menyebut telah menyelesaikan pemasangan pada Boeing 777 dan sedang merampungkan pemasangan pada Airbus A350. Layanan ini tersedia di jaringan global yang mencakup lebih dari 170 destinasi di enam benua, menjadi salah satu contoh penerapan teknologi digital yang mendorong standar baru industri penerbangan.
Al-Meer mengatakan peningkatan layanan digital berperan dalam mengubah cara penumpang memanfaatkan waktu selama penerbangan. “Terobosan dalam layanan ini mentransformasi pengalaman di pesawat bagi pelancong bisnis maupun liburan dengan memungkinkan streaming, bermain game, dan bekerja di ketinggian 35.000 kaki,” kata Al-Meer.
Perkembangan teknologi konektivitas di udara diperkirakan akan semakin menentukan daya saing maskapai, seiring pergeseran preferensi penumpang yang kini menempatkan akses digital sebagai bagian tak terpisahkan dari layanan penerbangan.