Rabu 10 Dec 2025 15:04 WIB

Efisiensi Energi dan Flare Recovery Bawa PHE OSES Raih Penghargaan

Inovasi pemanfaatan gas suar dinilai berhasil menekan emisi dan tingkatkan efisiensi.

Pada akhir Oktober lalu, PHE OSES menerima apresiasi Pengelolaan Gas Suar 2025 dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM.  (ilustrasi)
Foto: Dok PHE
Pada akhir Oktober lalu, PHE OSES menerima apresiasi Pengelolaan Gas Suar 2025 dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada akhir Oktober lalu, PHE OSES menerima apresiasi Pengelolaan Gas Suar 2025 dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM. Penghargaan diraih atas keberhasilan mengoptimalkan pemanfaatan gas suar dan menurunkan flaring melalui inovasi teknis lintas fungsi.

Penghargaan diberikan setelah rangkaian penilaian yang diawali presentasi program pada Agustus 2025, yang melibatkan kolaborasi tim Production Operations (PO), Power & Gas Pabelokan Island (PGPI), dan Health, Safety, Security & Environment (HSSE). Dalam presentasi tersebut, PHE OSES menyoroti dua inisiatif utama, yaitu program integrasi pemanfaatan gas suar (flare recovery) dan program efisiensi energi bertajuk REnPII–ENERSYNC.

Baca Juga

Program flare recovery diterapkan pada tiga wilayah operasi, yaitu Anjungan Widuri, Anjungan Rama, dan fasilitas South Business Unit di Pabelokan. Di Anjungan Widuri, gas suar bertekanan rendah dikompresi dan digunakan kembali sebagai fuel gas. Sementara di Anjungan Rama, gas suar dari Rama-P ditarik ke Rama-H menggunakan kombinasi kompresor dan ejector.

Adapun di Pabelokan, gas suar dialirkan ke sistem pembangkit listrik untuk menekan pembakaran gas suar sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida. Seluruh proses berlangsung tanpa menghentikan produksi dan memerlukan koordinasi lintas fungsi serta adaptasi teknis pada fasilitas yang telah beroperasi puluhan tahun.

Di sisi lain, program efisiensi energi REnPII–ENERSYNC meningkatkan performa pembangkit melalui optimalisasi konfigurasi, sinkronisasi, dan distribusi beban Gas Turbine Generator (GTG), sehingga mampu menghemat konsumsi fuel gas dan meningkatkan pasokan gas yang dijual ke PLN IP Cilegon.

Kedua inisiatif ini menghasilkan capaian signifikan dengan penurunan gas suar rutin hingga 70 persen, meningkatkan keandalan pembangkit listrik di operasional PHE OSES, serta menjaga pasokan gas bersih ke PLN IP Cilegon yang menghasilkan stabilitas energi di wilayah Banten dan Jakarta. Selain itu, program ini juga berhasil menekan emisi karbon hingga 310.649 ton CO2e.

Penilaian penghargaan dilakukan secara independen oleh Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta akademisi ITB, yang menilai PHE OSES unggul pada aspek teknis, dampak lingkungan, serta konsistensi pelaporan.

Manager Power & Gas Pabelokan Island PHE OSES, Rosihan Anwar, menyampaikan keberhasilan program berangkat dari kesadaran gas suar yang sebelumnya dianggap tidak bernilai ternyata memiliki potensi energi besar. Dengan integrasi sistem yang tepat, gas suar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi sekaligus menurunkan emisi CO2.

"Meskipun ada tantangan seperti cuaca ekstrem dan integrasi teknis dengan pembangkit lama, namun kendala tersebut dapat diselesaikan berkat kerja sama tim serta dukungan manajemen,” ungkap Rosihan.

General Manager PHE OSES, Antonius Dwi Arinto, menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim atas inovasi yang dihasilkan. Ia menegaskan penghargaan ini menunjukkan dekarbonisasi bukan hanya komitmen kebijakan, tetapi dapat diwujudkan melalui langkah konkret.

“Penghargaan ini adalah hasil kerja keras dan dedikasi rekan-rekan di lapangan. Mereka tidak hanya menjalankan operasi, tetapi juga menghadirkan inovasi yang berdampak. Ini membuktikan bahwa dekarbonisasi bukan hanya komitmen kebijakan, tetapi bisa diwujudkan langsung dari tangan para engineer dan operator yang bekerja setiap hari di fasilitas produksi,” ujar Antonius.

Ke depan, PHE OSES tengah menyiapkan pengembangan lanjutan berupa digitalisasi sistem monitoring emisi, perluasan flare recovery ke lapangan lain, penambahan PLTS di Pabelokan, dan penerapan Permanent Magnet Motor (PMM) untuk menurunkan konsumsi energi. Seluruh langkah ini menjadi kontribusi perusahaan dalam mendukung target nasional menuju Net Zero Emission 2060 serta penguatan praktik operasi hijau di sektor hulu migas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement