REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) masih terus mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 kilometer. Direktur Operasi I Hutama Karya Suroto memastikan saat ini pengerjaan tol tersebut tidak hanya di ruas backbone atau koridor utama yang terbentang dari Lampung hingga Aceh.
“Hutama Karya juga terus membangun ruas-ruas feeder atau koridor pendukung, salah satu saat ini tengah dalam proses konstruksi adalah koridor Palembang-Bengkulu,” kata Suroto dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (14/10).
Pada ruas tol koridor pendukung Palembang-Bengkulu terdiri dari tiga yakni ruas Simpang Indralaya-Muara Enim (119 kilometer) yang terbagi menjadi dua seksi yaitu seksi 1 Indralaya-Prabumulih (65 kilometer) dan seksi 2 Prabumulih-Muara Enim (54 kilometer). Kedua, ruas Muara Enim-Lubuk Linggau (115 kilometer).
Ketiga yakni ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu (96 kilometer) yang terbagi menjadi tiga seksi yakni seksi 1 Bengkulu-Taba Penanjung (18 kilometer), seksi 2 Taba Penanjung-Kepahiang (28 kilometer), dan seksi 3 Kepahiang-Lubuk Linggau (54 kilometer). Ketiga ruas tersebut merupakan perluasan dari ruas Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 22 kilometer yang telah beroperasi penuh sejak 2018.
Suroto memastikan, progres pembangunan JTTS di sepanjang koridor Palembang-Bengkulu cukup baik. “Meski ditengah situasi pandemi, proyek pembangunan di masing-masing ruas yang kita targetkan konstruksi tahun ini terus berjalan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat bagi seluruh karyawan dan pekerja,” ungkap Suroto.
Dia mengatakan, ruas Simpang Indralaya-Muara Enim sepanjang 119 kilometer dan ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sepanjang 96 kilometer telah dimulai konstruksinya. Sedangkan ruas Muara Enim-Lubuk Linggau sepanjang 115 kilometer masih dalam proses persiapan konstruksi.
Secara teknis, lanjut Suroto, hingga 14 Oktober 2020, progres pembangunan pada koridor pendukung Palembang-Bengkulu yakni Ruas Simpang Indralaya-Muara Enim seksi 1 Indralaya-Prabumulih telah mencapai 17 persen. Lalu dan seksi 2 Prabumulih-Muara Enim telah mencapai 4 persen progres konstruksi. Sedangkan ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu yang saat ini telah dimulai konstruksinya yakni seksi 1 Bengkulu-Taba Penanjung (18 km) termasuk pesat dalam pembangunannya dengan progres konstruksi mencapai 51 persen dan progres pembebasan lahan mencapai 70 persen.
“Keberadaan jalan tol di sepanjang koridor Palembang-Bengkulu didukung penuh oleh komponen masyarakat dan pihak-pihak terkait,” ujar Suroto.
Terlebih, Suroto mengatakan, masyarakat di sekitar lokasi pembangunan menilai pembangunan tol ini positif. Berkat dukungan masyarakat, kata dia, proses pembebasan lahan bisa bergerak secara maksimal dan konstruksi terus berjalan.
Suroto mengharapkan, proses percepatan pembangunan JTTS ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak terkait. “Shingga minim kendala dan kami dapat terus menghubungkan kebaikan untuk masyarakat Indonesia,” ujar Suroto.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu Heri Purwanto menyampaikan keberadaan tol Lubuk Linggau-Bengkulu dipastikan akan berdampak pada geliat sektor wisata, “Pengembangan sektor pariwisata sangat strategis dengan adanya pembangunan tol ini. Kemudahan akses lalu lintas akan mendongkrak kunjungan wisatawan.,” ungkap Heri.