Selasa 26 Aug 2025 16:48 WIB

Hutama Karya Bangun Stasiun Bawah Tanah MRT Glodok-Kota

Pembangunan dilakukan dengan metode top-down untuk struktur bawah tanah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja menyelesaikan pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A di kawasan Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja menyelesaikan pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A di kawasan Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) atau HK tengah menggarap proyek MRT Jakarta Fase 2A CP203 yang mencakup pembangunan Stasiun Glodok, Stasiun Kota, serta terowongan bawah tanah sepanjang 1,459 kilometer.

“Proyek milik MRT Jakarta (Perseroda) ini ditandatangani pada 19 April 2021, dan setelah penanganan temuan cagar budaya berupa rel trem dan drainase terracotta, waktu penyelesaian diperbarui menjadi pertengahan 2027,” kata EVP Sekretaris Perusahaan HK, Adjib Al Hakim, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Baca Juga

Stasiun Glodok mengusung tema Layers of History: Chinatown Heritage & Commercial Area, dengan aksen merah sebagai identitas kawasan Pecinan. Sementara Stasiun Kota mengangkat konsep Dwara Batavia: The Gate of Batavia, yang memadukan warisan arsitektur kolonial Beos dengan ritme mobilitas modern.

“Kedua stasiun dirancang sebagai simpul Transit Oriented Development (TOD) dengan trotoar ramah pejalan kaki, aksesibilitas penuh bagi disabilitas, serta integrasi dengan Transjakarta. Khusus Stasiun Kota, integrasi langsung juga dilakukan dengan Commuter Line,” ujar Adjib.

Pembangunan dilakukan dengan metode top-down untuk struktur bawah tanah, sementara terowongan dibor menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM). Untuk meminimalisasi dampak di kawasan padat bangunan, digunakan alat penggali hidrolik bergetar rendah serta dinding ganda untuk menahan tekanan air tanah.

“Bangunan cagar budaya dilindungi sensor getaran otomatis, kebisingan dipantau rutin, dan uji coba galian dilakukan untuk memetakan utilitas bawah tanah,” jelasnya.

Selain itu, stasiun dilengkapi fire shutter yang terhubung ke Building Automation System (BAS) dan mampu menahan api hingga dua jam.

Stasiun Glodok memiliki dimensi 240 x 23,1 meter, dua lantai, dan kedalaman 19,7 meter. Adapun Stasiun Kota lebih besar dengan panjang 411 meter, tiga lantai, dan kedalaman 23,45 meter.

HK menggunakan teknologi perencanaan digital agar sistem arsitektur, listrik, air, dan ventilasi dapat terintegrasi tanpa hambatan. Hingga Juli 2025, proyek ini melibatkan 879 pekerja, 97,3 persen di antaranya tenaga kerja lokal.

“Ketika beroperasi, lintasan Glodok–Kota diharapkan mengurangi kemacetan pada koridor wisata dan perdagangan padat, memperlancar arus pengunjung Kota Tua, serta menghubungkan titik strategis Jakarta melalui jalur yang cepat dan teratur,” kata Adjib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement