REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT PLN (Persero) menilai pandemi covid berdampak signifikan bagi tingkat penjualan listrik perusahaan.
Direktur Capital dan Management PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan hal ini terjadi hampir kepada seluruh perusahaan yang mengalami kontraksi drastis akibat pandemi. "Pertama covid ini terjadi, 2 sampai 3 bulan pertama, permintaan kami turun sampai minus 10 persen. Ini tidak pernah kami alami dan baru kami rasakan kemarin dan dampaknya cukup sulit buat kami di PLN," ujar Syofvi saat Ngopi BUMN bertajuk "BUMN Bahu-Membahu Atasi Covid-19" di Jakarta, Kamis (23/9).
Ia bersyukur perkembangan terbaru dalam beberapa bulan terakhir, permintaan listrik kembali membaik dan tingkat penjualan listrik saat ini sudah berkurang hingga hanya tinggal minus 2 persen. "Kami proyeksikan akhir tahun negatifnya kecil sekali yakni minus 0,5 persen kami prediksi," ucapnya.
Dia menyebut PLN memiliki dua skenario yakni skenario pesimistis dan optimistis yang masing-masing berkisar di angka minus 0,5 persen untuk skenario pesimis dan 0,5 persen untuk skenario optimis. "Kami tetap berupaya terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen, itu ekspektasi kami sampai kahir tahun ini, tapi posisi sampai saat ini kalau saya tidak salah kurang lebih minus 2 persen penjualan listrik di PLN," kata dia menambahkan.