REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) menerapkan penggunaan teknologi industri 4.0 guna memacu produktivitas dan daya saing. Ini sejalan program prioritas Making Indonesia 4.0 yang menargetkan Indonesia masuk 10 negara perekonomian terkuat dunia pada 2030.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih menyampaikan, Kemenperin sedang mendorong agar sektor IKM gula palem dapat mengimplementasikan industri 4.0. "Agar industri dapat meningkatkan efisiensi proses produksi gula palem," kata Gati di Jakarta, baru-baru ini.
Gati mengemukakan, melalui Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Ditjen IKMA Kemenperin berupaya menjadikan salah satu koperasi penghasil gula palem di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yakni Koperasi Nira Satria, sebagai contoh. Koperasi Nira Satria akan menerapkan teknologi industri 4.0 secara bertahap mulai dari pembangunan sistem informasi, bantuan sarana pendukung, hingga pendampingan.
"Langkah ini dilaksanakan demi meningkatkan daya saing IKM gula palem Indonesia di pasar global, utamanya dalam efisiensi dan kemudahan telusur," ucap Gati.
Penerapan sistem informasi terpadu akan dilakukan pada proses bisnis, baik dari internal atau vertical integration maupun eksternal atau horizontal integration Koperasi Nira Satria.
Koperasi Nira Satria dirintis sejak 2008. Koperasi ini mampu menyerap produk gula palem dari 1.074 penderes di Banyumas. Koperasi ini berhasil mengharumkan nama Banyumas sebagai penghasil gula kristal organik berkualitas ke pasar Eropa, Amerika dan China.