REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mencatat karena wabah corona menyebabkan penurunan aktivitas penerbangan. Hal ini kemudian juga berdampak pada konsumsi avtur, khususnya di Bandara Soekarno Hatta.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Tengku Fernanda menjelaskan saat ini konsumsi avtur di Bandara Soekarno-Hatta hanya tinggal 1.400 kiloliter (KL) per hari dari kondisi normal rata-rata mencapai 6.300-7.000 KL per hari atau anjlok 75 persen.
"Kondisi avtur di Bandara Soekarno-Hatta cukup drastis tinggal 25 persen dibandingkan kondisi normal. Dalam kondisi normal itu rata-rata 6.300 KL per hari bahkan bisa mencapai 7.000 KL per hari,” ujar Fernanda, Ahad (26/4).
Menurut dia penjualan avtur di Bandara Soekarno-Hatta bisa lebih parah lagi penurunannya ketika pemerintah secara resmi telah menerapkan larangan mudik. Pertamina MOR III memproyeksikan penurunan penjualan avtur di Bandara Soekarno-Hatta bertambah 200-300 KL per hari dari rata-rata konsumsi saat ini sebanyak 1.400 KL per hari atau tinggal 1.100 KL per hari.
“Dengan larangan mudik ini konsumsinya bisa makin turun antara 200-300 KL per hari dari sebelumnya 1.400 KL. Turunnya drastis sekali sehingga stok avtur di Bandara Soekarno-Hatta sudah hampir penuh tidak perlu stok lagi,” ungkapnya.
Saat ini, Pertamina MOR III sendiri mempunyai lma depot pengisian pesawat udara. Pertama, DPPU Soekarno Hatta, Halim Perdana Kusuma, Husein, Kertajati, dan Pondok Cabe.
"Sejalan dengan kebijakan Pemerintah, demand Avtur tentu mengalami penurunan. Namun hal ini juga telah kami perhitungkan dan kami mendukung kebijakan Pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19," ujar Fernanda.