Senin 02 Oct 2023 13:45 WIB

Inflasi Tahunan Turun Jadi Hanya 2,28 Persen, Ternyata Ini Penyebabnya

Pada September 2023, BPS mencatat inflasi tahunan mencapai 2,28 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas mengoperasikan mesin bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/6/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas mengoperasikan mesin bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sektor transportasi tidak lagi menjadi kelompok dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan. Pada September 2023, BPS mencatat inflasi tahunan mencapai 2,28 persen. 

"Rendahnya andil sektor transportasi terhadap inflasi karena base effect akibat kenaikan BBM yang terjadi pada September 2022 telah berakhir," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers, Senin (2/10/2023).

Baca Juga

Pada periode tersebut, Amalia melanjutkan, shock akibat kenaikan BBM sempat mengakibatkan level indeks harga konsumen (IHK) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Kenaikan harga BBM akibat kenaikan penyesuaian harga pada September 2022 mewarnai inflasi tahunan dari September 2022 sampai Agustus 2023.

Menurut Amalia, base effect akibat kenaikan harga BBM telah berakhir pada Agustus 2023 lalu dan tidak terlihat dampaknya lagi pada September 2023. Sehingga secara tahunan tingkat inflasi September 2023 ini tidak terlalu dipengaruhi oleh efek kenaikan harga BBM pada September tahun lalu.

Adapun kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi pada September 2023 turut menyumbang andil inflasi secara bulanan sebesar 0,06 persen. Sedangkan secara tahunan terjadi penurunan tingkat inflasi bensin pada September 2023 hingga tidak lagi memberikan sumbangan terhadap inflasi.

Secara historis dampak penyesuaian harga BBM pada bulan ini lebih kecil dibandingkan dengan bulan yang sama yang terjadi pada September 2022. terang Amalia. "Tarif angkutan udara bahkan memberikan andil deflasi seiring dengan kondisi low season yang terjadi saat ini dan di Indonesia," ujar Amalia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement