REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2023 terjadi inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 115,22 pada Agustus 2023 menjadi 115,44 pada September 2023. Pada Agustus 2023, BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,02 persen.
"Inflasi September tahun ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu September 2022 yang sebesar 1,17 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers, Senin (2/10/2023).
Menurut Amalia, penyumbang utama inflasi september 2023 baik secara bulanan maupun tahunan adalah kelompok makanan minuman dan tembakau yang masing-masing menyumbang andil sebesar 0,09 persen dan 1,08 persen.
Penyumbang inflasi bulanan terbesar pada September 2023 adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,35 persen dan andil inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen.
"Lalu, bensin dengan andil inflasi sebesar 0,6 persen sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi," kata Amalia.
Secara tahunan, inflasi September 2023 mencapai 2,28 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 112,87 pada September 2022 menjadi 115,44 pada September 2023. Inflasi ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Agustus 2023 yang sebesar 3,27 persen dan juga lebih rendah dari inflasi tahunan September 2022 yang sebesar 5,95 persen.
Komoditas penyumbang inflasi tahunan, antara lain, beras, rokok kretek filter, biaya kontrak rumah, emas perhiasan, dan bawang putih. Inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau yaitu sebesar 4,17 persen dan memberikan andil sebesar 1,08 persen terhadap inflasi umum.
Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,55 persen, rokok kretek filter dengan adil inflasi sebesar 0,19 persen, bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen, daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,07 persen, rokok putih dengan adil inflasi sebesar 0,07 persen.