REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut kinerja ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih stabil jelang implementasi biodiesel 50 persen atau B50.
"Ekspor CPO kita meningkat terus ya," ujar Budi di Jakarta, Jumat (21/11/2025).
Ia mengatakan sampai saat ini belum ada laporan keluhan terkait penurunan ekspor CPO. Menurut dia, ekspor CPO Indonesia masih berjalan sesuai permintaan pasar.
Meski kebijakan B50 diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan CPO di dalam negeri, pihaknya belum melihat dampak negatif terhadap kinerja ekspor.
"Belum-belum ada. Ekspornya turun gitu, kan ada kuota. Sampai sekarang sih belum ya, karena kami sering komunikasi juga dengan pelaku usaha," terangnya.
Pemerintah berencana menerapkan mandatori penggunaan bahan bakar solar dengan campuran 50 persen bahan nabati (fatty acid methyl ester/FAME) atau biodiesel B50 untuk menghentikan impor solar mulai semester kedua tahun 2026.
Adapun Kementerian ESDM mencatat pemanfaatan biodiesel selama periode 2020–2025 telah menghemat devisa hingga 40,71 miliar dolar AS. Dengan penerapan B50 pada 2026, potensi penghematan tambahan diproyeksikan mencapai 10,84 miliar dolar AS hanya dalam satu tahun.
Secara teknis, program B50 dirancang untuk menutup sisa impor solar yang masih tersisa di bawah kebijakan B40 saat ini.
Pada 2025, impor solar diperkirakan mencapai 4,9 juta kiloliter atau 10,58 persen dari total kebutuhan nasional.
Implementasi B50 akan menghilangkan ketergantungan tersebut dan menjadikan pasokan solar sepenuhnya berasal dari sumber daya domestik.