Jumat 14 Nov 2025 09:09 WIB

Biodiesel B50 Siap Diuji Jalan, Produksi Nasional Sudah Tembus 13 Juta Kiloliter

Transisi ke B50 diharapkan dorong efisiensi energi dan daya saing industri sawit.

Soft launching Biodiesel B50 Pabrik Biodiesel Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Ahad (18/8/2024).
Foto: Dok. JAR
Soft launching Biodiesel B50 Pabrik Biodiesel Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Ahad (18/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap meluncurkan uji jalan program B50 (bahan bakar nabati dengan kandungan minyak sawit 50 persen) pada awal Desember 2025. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyatakan upaya tersebut sebagai kelanjutan dari keberhasilan uji laboratorium yang menunjukkan performa mesin dan filter kendaraan tetap optimal, mirip transisi dari B30 ke B40 sebelumnya.

"Uji jalan B50 akan menggunakan dua jenis solar yakni solar konvensional dengan kandungan sulfur 2.000 ppm dan solar standar Euro 4 dengan sulfur 50 ppm," kata dia saat menjadi pembicara dalam forum 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga

Sebelumnya, Kementerian ESDM juga meneliti campuran Hydrogenated Vegetable Oil (HPO) dengan B40 dan B35.

Hasilnya, menurut dia, lebih optimal namun biaya instalasi tinggi dan harga HPO mencapai Rp24.000 per liter, sehingga uji jalan resmi akan menggunakan formula B50 penuh tanpa tambahan HPO.

Oleh karena itu, tambahnya, uji jalan akan dilakukan secara serentak di enam sektor meliputi otomotif, alat dan mesin pertanian (alsintan), genset, pertambangan, perkeretaapian, dan perkapalan dengan durasi pengujian bervariasi antara dua hingga delapan bulan, tergantung sektor.

Pada kesempatan itu Eniya menegaskan bahwa biodiesel bukan sekadar program energi, tetapi inisiatif kebangsaan.

"Setiap kenaikan blending bukan hanya soal angka, tapi berarti nilai tambah bagi jutaan petani sawit, pertumbuhan lapangan kerja, dan pengurangan emisi karbon,” ujarnya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement