Jumat 28 Nov 2025 16:18 WIB

Pemulihan Kelistrikan Aceh Dipercepat, PLN Kerahkan Hercules dan Personel Tambahan

Pemulihan kelistrikan Aceh dipercepat setelah 10 tower transmisi roboh akibat banjir.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Warga mengevakuasi kendaraannya yang tertimbun lumpur di depan rumahnya pascabanjir  bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status darurat bencana hidrometerologi setelah 16 kabupaten/kota di Aceh dilanda banjir hingga longsor, terhitung 28 November hingga 11 Desember 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Warga mengevakuasi kendaraannya yang tertimbun lumpur di depan rumahnya pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status darurat bencana hidrometerologi setelah 16 kabupaten/kota di Aceh dilanda banjir hingga longsor, terhitung 28 November hingga 11 Desember 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Aceh, Lukman Hakim, menyampaikan langkah cepat pemulihan kelistrikan di Aceh pascabanjir yang merusak jaringan transmisi utama. PLN mengirim tujuh tower emergency menggunakan pesawat Hercules dari Halim menuju Aceh untuk mempercepat perbaikan.

Penanganan darurat itu dibarengi pengerahan hampir 130 personel tambahan untuk memperkuat tim lokal. Mobilisasi besar-besaran tersebut dilakukan setelah 10 tower transmisi 150 kV roboh dan tiga tower lainnya mengalami gangguan struktur akibat tingginya debit air di sejumlah titik.

Baca Juga

“Jadi untuk penanganannya dan pemulihannya, PLN sudah mengirimkan tujuh tower emergency dengan menggunakan pesawat Hercules dari Halim menuju Aceh, dengan tambahan hampir 130 personel dari personel yang ada di Aceh,” kata Lukman kepada Republika.co.id, Jumat (28/11/2025).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menekankan pemulihan kelistrikan di wilayah terdampak bencana di Sumatra sebagai prioritas utama pemerintah. Fokus pemulihan mencakup Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau yang tengah menghadapi gangguan infrastruktur akibat cuaca ekstrem.

Kementerian ESDM mencatat sejumlah titik terdampak longsor dan kerusakan jembatan yang menghambat pergerakan petugas maupun distribusi logistik pemulihan. Kondisi tersebut membuat percepatan akses menjadi faktor krusial dalam memulihkan sistem kelistrikan.

“Yang pertama kelistrikan, untuk daerah terdampak itu harus dipastikan aman. Dan juga bagaimana penyaluran kalau ada kondisi yang menyebabkan sebagian infrastrukturnya terganggu,” ujar Yuliot.

Pemerintah meminta PLN mengatur langkah teknis secara cepat di area yang sudah kembali aman dijangkau. Setelah pemulihan kelistrikan, pemerintah juga memantau distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang terhambat longsor dan putusnya jembatan. Pertamina Patra Niaga menyalurkan BBM ke SPBU yang masih dapat dijangkau kendaraan suplai.

Kementerian ESDM bersama Pertamina dan BPH Migas menggelar konsolidasi untuk memperkuat cadangan BBM menjelang Natal dan Tahun Baru. Dari posisi 22 hari, cadangan disiapkan meningkat menjadi 26 sampai 28 hari guna mengantisipasi peningkatan permintaan maupun hambatan distribusi di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement